Jumat, 19 Agustus 2016

Liebe Rangers

Magang atau bahasa formalnya Kuliah Kerja Profesi, adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil setiap mahasiswa Agroteknologi Unpad yang bobotnya 2 SKS. Magang ini saya ambil di semester 6 dan pelaksanaannya adalah saat liburan semester 6 menuju ke semester 7. Ada hal yang menarik tentang magang ini, yaitu perjuangan sebelum dan saat magang wkwk. Jadi, sistem pemilihan lokasi magang disini adalah dengan cara lagi-lagi "rebutan", tapi agak berbeda kali ini karena aturan fakultas yaitu satu perusahaan maksimal 5 mahasiswa. Cara inputnya bisa langsung menginput ke-5 mahasiswa ataupun sendiri-sendiri. Kami mahasiswa Agro sama sekali belum menerima sosialisasi magang dari pihak prodi, berbeda dengan KKN lalu yang sebelum dilakukan pemilihan lokasi terlebih dahulu dilakukan sosialisasi. Nah, jadi pembukaan pemilihan lokasi magang ini bisa dibilang dadakan yaitu saat kuliah bersama SPBO dilakukan di gedung multimedia. Saat itu, teman-teman yang duduk di depan saya sibuk dengan gadgetnya. Awalnya saya tidak mempedulikannya, tapi saat kuliah selesai ternyata orang-orang seketika pada heboh karena pemilihan lokasi magang sudah dibuka di website Faperta Unpad sejak kuliah berlangsung daritadi. Sayapun setelah kuliah langsung berdiskusi dengan teman-teman terdekat dan saling janjian untuk memilih tempat magang yang sama. Niat awalnya saya ingin memilih di perusahaan farming yang berlokasi di Lembang atas besama salah satu teman, tetapi terdapat banyak pertimbangan yaitu lokasi yang cukup jauh dari rumah, karena saya tadinya berpikiran ga mau ngekost untuk menghemat budget. Malam pun tiba, dan pada akhirnya saya memilih tempat magang yang lokasiya sekitaran lembang (deket D'Ranch saat liat di GPS). Pengumuman diterima atau tidaknya kita di lokasi magang yaitu sekitar 1 bulanan setelah pemilihan, dan saya saat itu berharap mudah-mudahan bisa masuk kuota 5 orang di perusahaan yang saya daftar itu. Beberapa minggu kemudian saya yang sedang menguji kentang di Lab FTIP bersama Resti di Line oleh kedua teman saya yang satu peminatan di hortikultura, Chinta dan Eka. Mereka menawarkan saya magang di salah satu perusahaan yang saya tahu kalau itu merupakan salah satu perusahaan milik dosen kami wkwk dan ternyata saya diberitahu kalau saya ini ga masuk kuota 5 orang di perusahaan yang saya daftar, tepatnya saya ke-6 dari 7 pendaftar, otomatis ketendang. Kemudian saya menyusul Chinta dan Eka ke SBA untuk mengurus tempat magang, dengan berbagai pertimbangan dan dengan ucapan bismillah, akhirnya saya ikut magang satu tempat dengan mereka, dan ternyata sudah ada Mariska juga yang daftar disana. Jadi tepat tinggal sisa satu orang lagi untuk pas jadi 5 orang, dan Eka ternyata sudah mengajak Hafish, yang merupakan teman satu peminatan kami juga di hortikultura untuk bergabung. Akhirnya kami berlima, Chinta, Eka, Mariska, Hafish dan saya sepakat bareng di tempat magang tersebut wkwk. Tempat magang kami ini berlokasi di Cisarua.

Perjuangan I
Tak lama kemudian, kami berlima survai langsung ke tempat magang kami, sekalian menyerahkan surat resmi dari prodi kepada perusahaan tersebut. Saya dan ketiga teman saya bareng dari Nangor, sedangkan satu teman saya menunggu di Cimahi. Kamipun berangkat lewat tol agar cepat dari Nangor. Sesampainya di Cimahi, kami berlima ketemu dan langsung menuju TKP. Jika melihat di alamat yang tertera di surat, perusahaan ini berlokasi di Jl. Kolonel Masturi no. xxx (disembunyikan ya wkwk). Karena hanya Mariska saja yang awam daerah Cimahi ini, maka dia yang mengarahkan arah jalan. Setelah memasuki Jl. Kolonel Masturi, kami lirik kiri dan kanan untuk melihat nomer perusahaan ini. Makin lama jalanan makin menanjak, nomor semakin naik dan kami masih saja belum menemukan nomer xxx ini. Sudah turun dari mobil bertanya kesana-kemari, masih saja belum ada orang yang mengetahui letak perusahaan ini. Kami berlima bingung habis-habisan pada saat itu. Perjalanan masih terus dilanjutkan, dan nihil. Terus dilanjutkan dan pada akhirnya kami tembus di Lembang wkwk. Di Lembang kami menanyakan pada orang-orang dan kami pada akhirnya nekat menelusuri sekitar jalan panorama dan terjebak di pasar lembang karena jalan forbidden untuk mobil wkwk. Akhirnya dengan penuh perjuangan terjebak di dalam jalan sempit pasar, Hafish bisa memutar balikan mobil dan keluar dari pasar wkwkwk. Perjalanan masih terus berlanjut, perusahaan itu masih belum ditemukan. Bahkan kami balik lagi ke Parongpong-Cisarua, masih belum ditemukan juga. 

Di sela-sela perjalanan di parongpong, kami mencoba belok ke arah Sukawarna dan berharap perusahaan itu ada disana. Jalannya sedikit menanjak dan berbatu. Pemandangan di kiri kanan yaitu kebun sayur, plastic house (tomat beef didalamnya), dan kebun bunga. Lalu di sebelah kanan, tampak ada pagar terbuka dengan kebun di dalamnya. Kami mencoba turun disana sekalian bertanya dan beristirahat. Begitu masuk ke kebun... masyaallah.. disambut ratusan bunga gerbera yang bermekaran dan ada ibu-ibu pekerja yang sedang mengurus kebun. Beberapa detik kemudian, pemilik perusahaan kebun bunga ini menghampiri kami dan bertanya secara frontal "Mau magang disini? Boleh". Kita berlima langsung cengar cengir pas bapanya bilang gitu :" Kemudian kami langsung menanyakan alamat perusahaan tujuan kami yang sangat sulit dicari itu dan nihil, tidak ada yang tau itu dimana. Kemudian bapak pemilik kebun menawarkan kami untuk melihat-lihat dan berkeliling kebunnya. Di sana terdapat kebun aster-asteran yang sedang mekar-mekarnya dan ada juga kebun mawar. Seketika sayapun terpesona melihat pemandangan di kebun ini. Perusahaan kebun bunga ini bernama Liebe dan kamipun meminta kontak bapak pemiliknya secara langsung (anggap sebagai perusahaan cadangan magang).


Kebun Aster 



Kebun gerbera



Kebun Mawar 

Setelah dari Liebe, kami kemudian putar arah lagi balik ke arah Lembang dan bertanya pada orang-orang. Ada yang mengarahkan ke suatu jalan. Kami menelusuri jalan yang diarahkan, pemandangannya sangat indah disana, berdiri dengan kokoh plastik house dimana-mana, jalannya kecil berbatu dan masih tetap saja belum ketemu, dan balik lagi kami ke Cisarua, kembali bertanya dan ternyata akhirnyaaaa ada yang tahu perusahaan itu. Akhirnya tak jauh dari tempat kami bertanya, kami menemukan nomor xxx. Sesampainya disana, kami bertemu dengan pegawai perusahaan dan menitipkan surat dari prodi sekaligus memperkenalkan diri. Di dalamnya luas, terdapat banyak kebun sayur. Namun ternyata, kami disuruh untuk balik lagi ke perusahaan ini 2 hari lagi untuk bertemu langsung dengan pemiliknya. Alhasil kamipun pulang lagi. Ya.. perjuangan nyasar empat kali balikan Cisarua-Lembang itu luar biasa pemirsa. Mariska yang tampak udah lelah turun nanya kesana-kesisni, Hafish yang tampak udah pegel nyetir selama 4 jam, Chinta, Eka dan Saya yang udah putus asa lirik sana sini nyari nomor xxx selama perjalanan, terbayarkan juga wkwk.

Dua hari kemudian kami datang lagi ke perusahaan dan hasilnya adalah perusahaan hanya dapat menerima tidak lebih dari 3 orang karena beberapa alasan. Jeng... keputusan itu akhirnya membuat kami berfikir ulang lagi. Setelah lama berdiskusi, bertanya kesana dan kesini, proses yang cukup panjang dan dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kami berlima sepakat untuk pindah tempat magang ke perusahaan Liebe, perusahaan yang secara tidak sengaja kami temukan gara-gara kesasar wkwk. Tanpa menunggu lama kami langsung mengurus ulang surat untuk tempat magang baru di SBA dan kembali lagi ke Liebe untuk menyerahkan surat tersebut, sekalian bertanya soal jobdesk kami selama 25 hari magang di tempat ini.

Hari-Hari Magang (Perjuangan II)
Senin, 18 Juli 2016 adalah hari pertama magang. Perusahaan magang kami ini alhamdulillahnya menyediakan kamar untuk tidur, kamar mandi, dan dapur secara gratisan. Alhasil saya yang rumahnya di selatan Bandung, Mariska, Chinta dan Eka ngekos disana selama magang. Hafish yang rumahnya di Dago tiap hari pulang-pergi karena deket. Sayapun membawa 1 koper, 1 ransel, dan kasur lipat dengan bantalnya. Ini juga berkat pengalaman KKN yang masih saya ingat tidur sebulan tanpa kasur itu membuat punggung keretek keretek. 

Hari pertama magang, kondisi saya saat itu lagi ga sehat karena sehari sebelumnya terkena demam dan alhamdulillahnya kerjaan yang diberikan pada hari itu hanya "marol" untuk kami berempat (cewe-cewe). Mungkin marol ini belum familiar di telinga readers kan. Saya juga baru tau kegiatan ini saat magang disini. Jadi marol ini adalah kegiatan membuang daun-daun tua pada calon bibit aster/krisan yang akan ditanam di tempat pembibitan, sehingga hanya menyisakan bagian pucuknya saja. Untuk lebih jelasnya saya tampilkan gambar after before marol ini :

 




Marol di saung


 Before



After 

Lokasi kebun ini berada di sekitar Sukawarna, Parongpong dan bisa dibilang "belakangnya" Gunung Tangkuban Parahu. Perusahaan ini memiliki aturan jam masuk yaitu pukul 07.00 (pekerja bapak-bapak dan ibu-ibu) dan beres pukul 13.00 (untuk pekerja ibu-ibu) dan pukul 15.00 (untuk pekerja bapak-bapak). Otomatis saya, Mariska, Chinta dan Eka mengikuti jam ibu-ibu, sedangkan Hafish mengikuti jam bapak-bapak. Untuk jam ibu-ibu, diberikan waktu istirahat pukul 09.00 - 09.30an, sedangkan jam istirahat bapak-bapak yaitu pukul 12.00. Jumlah pekerja disini ada 11 orang, 8 ibu-ibu dan 3 bapak-bapak. Kebun ini sudah berdiri 6 tahun dan didalamnya terdapat berbagai macam komoditas bunga seperti aster jenis jimla, bahkardi, jaguar, remix, stancon, lineker, semipil, lolipop, kremit, pj. putih, pj. kuning, pj. pink, dan entahlah masih ada aster jenis lainnya. Kemudian ada juga komoditas mawar pink, putih, kuning, dan merah serta tentunya komoditas bunga gerbera yang warnanya memesona seperti merah, pink, putih, oren dan masih banyak lagi, yang berdiri tegak di bawah plastic house. Kegiatan yang dilakukan oleh bapak-bapak dan ibu-ibu biasanya berbeda. Kalau ibu-ibu biasanya di bagian pembibitan, penanaman, ngored, panen aster, dan mendul, sedangkan bapak-bapak membuat jaring, menyiram, panen mawar, panen aster, ngangkutin pupuk, nyangkul dll, tapi kadang juga ibu-ibu atau bapak-bapak menyilang mengerjakan ini semua, bila tidak ada kerjaan yang harus dilakukan lagi.

Selama satu bulan, pekerjaan kami bermacam-macam, beragam dan unik-unik. Tiga hari pertama saya full marol di pembibitan. Marol ini tergolong kegiatan santai karena dilakukannya hanya di saung dan tempat pembibitan, tapi efek sampingnya adalah mengantuk berat. Selama magang, baru pertama kali saya ketiduran saat marol adalah 3 hari sebelum magang beres. Bahkan sempat-sempatnya sampai mimpi. Beruntungnya langsung dibangunin oleh partner marol saya saat itu, Mariska. Setiap kali marol, kita akan mendapatkan seberkas "tatto" di jari kita, yang wujudnya kaya gini:


Tatto yang sulit dihilangkan 
 
Kemudian beberapa hari berikutnya saya sempat juga merasakan sensasi ngored gulma dari pukul 07.00 - 13.00 bersama Eka di kebun aster full day wkwk. Eka ini merupakan partner "ngored" saya karena saya dan Eka paling sering kebagian ngored bareng selama magang dari hasil gambreng dengan yang lain, bahkan kami telah menemukan style ngored terpewe. Gulma yang dikored cukup tinggi-tinggi dan butuh sarung tangan agar tanah dan teman-temannya tidak masuk ke kuku kita. Kemudian saya juga merasakan sensasi ngored di hebras yang panjang bedengannya bermeter-meter. Ngored di hebras ini menurut saya pribadi lebih enak daripada di aster karena gulma disini bergerombol sehingga lebih mudah dicabut, tapi sama-sama ga enaknya yaitu nyeri cangkeng gais wkwk. Tapi yang lebih-lebih menyakitkannya itu adalah ngored di mawar. Kenapa? Entah berapa kali saat pertama kali mencoba mengored disini tangan saya tergores dan tertusuk duri mawar. Padahal sarung tangan tebal sudah dipakai. Hasilnya setelah mengored, bagian tangan kanan saya baret-baret dan mengeluarkan darah. Di saat yang sama, teman saya juga sama-sama ngored di mawar dan serupa dengan saya, bararet. Kenangan menyakitkan banget ngored pertama kali di mawar itu. Saya juga pernah mencoba nyangkul. Kegiatan nyangkul versi yang saya lakukan itu untuk menimbun gulma dan rumput hasil ngored.


Ngored style baru 


Nyangkul

Selain ngored dan marol, saya juga merasalan sensasi ngepel di mawar. Apa itu "ngepel"? Ngepel ini adalah membuang daun tua mawar dan memangkas tunas-tunas mawar serta bendingannya yang tidak memiliki pucuk. Kegiatan ini juga perlu kehati-hatian yang tinggi karena lagi-lagi beresiko tertusuk duri. Saya dan teman-temanpun sempat mengalami bared-bared dan luka akibat kegiatan ini, tetapi tak separah saat ngored pertama kali. Mungkin sudah agak terlatih saat itu wkwk.


 Sensasi ngepel

Kegiatan yang menyenangkan adalah panen, tapi selama ini kami hanya dapat mencoba panen aster-asteran dan hebras alias gerbera. Panen aster paling sering dilakukan, hampir setiap minggunya. Setelah panen, kami juga langsung pada tahap pasca panen yaitu pembungkusan dengan koran dengan segala rupanya. Disini kami mendapat ilmu baru cara panen yang benar, pemilihan bunga untuk dipanen, dan teknik pembungkusan bunga. Saat panen berlangsung kami selalu berfoto-foto karena bunga-bunganya indah dan sudah bermekaran penuh. Ini salah satu dokumentasi kegiatan panen dan pascapanen kami :


Pembungkusan mawar putih



Grading bunga hebras



Panen hebras sama Eka 


Lagi diajarin bungkus sama Bu Oneng



Pembungkusan aster

Keempat yaitu mendul. Mendul ini merupakan kegiatan penjarangan bunga agar bunga yang dihasilkan berukuran besar (jenis Pj. Kuning, Putih dan Pink). Mendul dilakukan dengan menggunakan tangan atau gunting. Perlu kehati-hatian yang tinggi dan butuh jojodog untuk mengurangi rasa pegel. Ada juga kegiatan penanaman. Biasanya penanaman ini jumlah langsung ribuan bibit. Jojodog juga diperlukan untuk kegiatan penanaman ini.

Persiapan tanam



Siap mendul

Ada lagi kegiatan yang lainnya yaitu pemupukan. Pemupukan ini tergolong jadi dua bagian, yaitu pemupukan NPK dan pemupukan pupuk kandang (atau istilah dari pekerja disini adalah b****). Pertama kali mendengar istilah ini saya tak kuasa menahan tawa sampai guling-guling. Ga kuaddd :"" Selama magang, saya hanya pernah kebagian mencoba pemupukan NPK. Pupuk NPK ini bentuknya granul dan berwarna biru muda. Pemupukan NPK dilakukan dengan menyebarkannya di tanah sekitar tanaman. Lain halnya dengan pemupukan pupuk kandang. Kegiatan b**** ini berkategori "ekstrim" dan butuh mental yang kuat gais wkwk. Baunya yang menyengat dan masih anget-anget fresh from oven gitu harus kita tabur di sekitar mawar dengan semacam mangkok. Hanya Chinta, Eka dan Hafish saja yang pernah merasakan sensasi kegiatan ekstrim ini. Dari kebun mawar seringkali terdengar teriakan-teriakan kegeleuhan yang terjadi saat pemupukan kandang ini. Dari kejauhan saja saya sempat mencium harum-harum aromatik dari kotoran pupuk ini. Kegiatan ini tentunya yang paling kami berlima ingat dan kegiatan paling mengocok perut karena pasti seseuriaan terbahak-bahak kalau mendengarnya. Ini merupakan kegiatan klimaks untuk mereka bertiga karena dilakukan satu hari sebelum kepulangan kembali ke nangor dan bandung :"

Mupuk bareng Bu Lina

Kegiatan di magang lainnya yaitu menyiram, yang bagi saya adalah klimaks untuk saya selama magang ini berlangsung. Kegiatan ini saya lakukan dua hari sebelum pulang/beres magang. Saya mendapat jobdesk hari itu untuk menyiram tanaman mawar dan gerbera/hebras semua bedengan dari jam 07.00 - 13.00 alias full day wkwk. Saat itu saya dibantu Mariska yang bertugas menarik selang. Selang yang digunakan bukan selang kecil untuk mencuci, tapi selang yang berukuran lebih besar dan tergolong berat. Untuk menyiram mawar, perlu teknik-teknik yang agak unik dan sedikit sulit. Alhasil saya pun basah kuyup dibagian pinggang sampai kaki. Terpaksa saya cabut sepatu saya dan menggantinya dengan sendal. Kaos yang saya gunakan pun agak basah dan kotor terkena ciparatan tanah disana-sini, ah udah keos pisan pokonya mah wkwk. Berbeda dengan Mariska yang hanya kotor dibagian roknya karena narik-narikin selang. Setelah beres nyiram saya yang basah kuyup rada menggigil kedinginan (karena memang cuacanya sedang hujan), dan langsung demam dan pusing berat di kepala wkwk. Kaki saya mendadak jadi putih banget dan berkeriput. Akhirnya setelah istirahat sejenak, minum obat dan diselimuti sleeping bag, jaket, dan kain sebadan-badaneun oleh teman saya :", demamnya turun dan sehat kembali, alhamdulillah. Ya.. kegiatan paling melelahkan selama saya magang adalah ini.


Terekstrim

Perpisahan
Satu minggu sebelum magang selesai, kami berlima sepakat untuk memberikan tenaga terbaik disini. Kami juga berencana melaksanakan acara perpisahan ke kebun teh dan pinus di Sukawarna ke atas, bahkan sampai membentuk susunan kepanitiaan. Sayapun terpilih jadi PJ Hadiah. Sebelum Hari H perpisahan, kami foto bareng terlebih dahulu bersama pekerja dan pa obos alias pemilik perusahaan ini. Foto bareng ini berbackground kebun hebras dan ada hal-hal lucu saat mengenai foto bareng ini wkwk, nanti saya ceritakan dibawah :p . Seusai foto entah kenapa saya malah jadi baper :" berasa perpisahan beneran padahal belum :( . Perpisahan dilaksanakan hari Minggu, 14 Agustus 2016, di mana tepat hari ke-25 kami magang di Liebe. Para pekerja di Liebe kami antar dengan mobil hingga ke kebun pinus, dua kali balikan. Sampai di pinus, tiba-tiba hujan mulai turun. Kedinginan pun mulai menyerang kami. Terpaksa kami pindah lapak dan akhirnya bertempat di selasar SD sekitar kebun teh dan pinus. Saat itu hati saya berkata, "Langit pun menangis melepas kepergian kami berlima dari Liebe" #edisibaper. Pembukaan dan sambutan dari pihak mahasiswa, pihak pekerja (Bu Oneng) pun dilakukan. Kemudian kami makan-makan alias botram disana. Makanan utama beserta "dessert" dua ikat pisang kami sediakan untuk pekerja disini wkwk. Kamipun makan dengan nikmat bersama nasi ayam bakar dan bihun di tengah rintik hujan yang turun. Entah kenapa saya sangat menyukai hujan....


Perpisahan

Setelah beres makan-makan kami memberikan kenang-kenangan kepada pekerja di Liebe berupa kado tempat makan dan cetakan foto bersama, serta tak lupa mengabadikan kenangan acara perpisahan ini dengan fofotoan. Setelah selesai, kami kembali ke kebun Liebe dan berpisah dengan ibu-ibu pekerja :" Sebelum pulang, Bu Oneng dan Pak Karya sebagai koordinator pekerja disana memberi kami bibit aster dan hebras untuk ditanam di rumah. Pak Karya juga memberi seikat mawar yang cantik kepada setiap dari kami. Ah.. so sad. Pak Karya juga sampai curhat ke kami, "Bapa mah sedih bepisah sama barudak nu geus kacoo teh. Sedih pisan". Menurut sejarah yang ada, kami dari Unpad ini waktu magangnya paling singkat dibanding anak-anak dari universitas lain yang sebelum-sebelumnya pernah magang di Liebe. Mereka-mereka paling cepat itu 2 bulan magangnya, sedangkan kami hanya 25 hari (ketentuan dari prodi agro emang segitu hari). Sekitar jam 2an, setelah tas dan koper-koper dimasukkan ke bagasi, kamipun pulang bersama-sama dan pamitan pada Pak Karya dan Bu Oneng yang selama ini menjadi orangtua kami selama magang di Liebe. Setelah itu di Cimahi, Mariska turun. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan tol dan saya yang turun berikutnya di sekitaran exit tol buahbatu. Chinta, Eka dan Hafish pun melanjutkan perjalanannya ke Jatinangor. Ya.. 25 hari telah terselesaikan dengan penuh suka, duka, canda tawa bersama-sama.


Edisi foto-foto sebelum pulang


Hal-Hal Lucu
Selama magang ini jujur frekuensi seseurian saya meningkat tajam dari sebelumnya. Banyak faktor-faktor penyebabnya wkwk. Adalah teman-teman saya ini yang ternyata kelakuannya tidak terduga yaitu pinter ngebodor :( . Selama ngekos, di kamar teh sampai malem ada aja cerita-cerita lucu yang mereka ceritain dan juga sifat mereka yang cocok jadi bahan ketawaan, yang lagi-lagi saya yang jadi objek bullyan candaan mereka karena beberapa hal yang tak perlu disebutkan disini -_- tapi menyenangkan sekali satu kamar dengan mereka. Hari-hari jadi begitu lebih ceria dari sebelumnya haha.

Banyak istilah-istilah aneh yang kami dengar dari pekerja disini, seperti pemupukan disebut b****, penyakit tanaman disebut kuman, marol, dan masih banyak lagi, tetapi jujur saja tentunya b adalah yang terekstrim dari yang terekstrim. Istilah-istilah dan bahasa-bahasa aneh lain menjadi bahan hiburan tersendiri bagi kami disini. Tak hanya itu, ada hal konyol lainnya saat magang ini, yaitu Hafish yang terpaksa nyemplung ke kolam ikan karena mencari tutup pompa yang loncat entah kemana saat menyiram wkwk. Ketika ibu-ibu pekerja lewat mereka seketika berkata : "Si ade berenang" . Ga kuat perut saya berasa diadukaduk. Tambah ngakak berat..

KM protan sayur lagi berenang 

Selain itu hal lucu lainnya, yaitu Pak Karya yang sering tertukar menyebutkan nama ciwi-ciwi. Bapa ini sering memanggil Mariska dengan Nita dan Eka, saya disebut Riska. Tapi bapa ini paling hafal ke Chinta dan sering manggil neng sinta. Aduh ga kuat ini sayapun ketawa pas ngetik ini wkwk. Paling konyol itu adalah panggilan Pak Karya ke Hafish yang sampai pulang pun masih suka lupa bapanya :" . Ada beberapa panggilannya yaitu Icip, Acip, Cepi, Aip dan entah masih berapa panggilan lagi . Tapi mendekati beres magang, Pak Karya ini mulai tidak tertukar nama-nama ciwinya.

Ada juga tragedi "jaket kulit", sendal Chinta yang tertukar, sahabat, sampai kunci goib selama magang ini. Ceritanya panjang. Nah, ternyata Eka juga selalu kalah saat suit untuk pembagiaan kerjaan, makanya Eka ini sering kebagian ngored wkwk.  Ada istilah "di mana ada Eka disitu pasti ada ngored" :" Selain itu, celotehan Pak Karya juga selalu membuat kami tertawa karena ada saja hal-hal yang bodor di dalamnya. Ibu-ibu yang bekerja disini juga banyak menceritakan hal lucu pada kami. Kami sangat beruntung bertemu dengan ibu dan bapak pekerja yang sangat ramah, baik, dan banyak kelucuannya :"

Saya, Chinta, Eka dan Mariska juga sempat mengunjungi pasar malam Parongpong yang letaknya tidak jauh dari Liebe. Disini kami naik wahana kora-kora dan sarang burung atau apa gitu saya lupa. Kora-kora versi pasar malam disini merupakan kora-kora terekstrim yang pernah saya naiki. Jujur saja ini adalah kora-kora pertama yang seudahnya bisa membuat saya mual banget dan berasa jet lag. Kora-kora di Dufan tidak seekstrim disini wkwkwk. Ciwi-ciwi lain pun memiliki teriakan yang khas selama di wahana kora-kora ini. Mariska yang teriakannya mirip orang nangis pelan-pelan, Chinta yang teriakannya "Astagfirullah.. Ya Allah udahaaaan..", Eka yang jeritannya maksimum dari saat posisi diatas sampai dibawah, dan saya dengan teriakan patah-patah, "a----aaaa---aaa" wkwk.


Di wahana sangkar burung 



Muka masih bahagia sebelum kemudian pucat di kora-kora 


Terakhir, sebelum perpisahan kami melakukan manipulasi foto untuk dicetak. Alhamdulillah hampir full team yang ikut, tapi sayangnya Bu Nyai tidak bisa hadir di foto ini karena sakit. Coba lihat adakah keanehan dan kejanggalan dari foto berikut ini :






Dari kegiatan magang ini kami mendapat banyak ilmu baru, seperti memahami bagaimana budidaya tanaman bunga yang tepat, mengenal luas arti kerjasama, kebersamaan, rasa tangguh, sabar, dan ulet. Proses budidaya bunga mawar, gerbera, ataupun aster itu melelahkan, jadi jangan pernah disia-siakan ya kalau kalian dikasih bunga. Proses menghasilkannya butuh perjuangan keras seperti apa yang selama ini kami berlima lakukan. Namun pelajaran yang paling utama yaitu belajar untuk banyak bersyukur dan merasakan tentang arti sulitnya mendapatkan uang. 

Magang di Liebe ini memang menyisakan banyak kenangan. Mariska yang merupakan partner di pers DKM Al-Amanah selama 3 taun ini adalah temen curhat webtoon saya selama magang, karena kami sama-sama penggemar webtoon dan juga anime. Partner marol selama magang yang suka nyetel radio pas lagi marol ini. Chinta dan Eka yang gesit, serba gercep dan teteh mentor pisan, saya banyak belajar dari kemandirian mereka, di mana mereka ini merupakan dua dari sekian banyak anak rantau di pertanian. Chinta yang merupakan partner mendul serta juru bicara kami, dan Eka yang merupakan partner ngored saya. Lalu Hafish alias Icip yang baru saya kenal saat sama-sama satu peminatan di hortikultura yang selalu tabah menerima kerjaan seberat apapun dari Pa Karya dan partner ngobrolin bandung. Terimakasih 25 harinya kalian... Terbaik, Liebe Rangers!!



yang terpopuler

how about this blog?