Selasa, 28 Juni 2016

KKNM Unpad 2016 Desa Cibogor

Memasuki KRSan semester 5 lalu saya dan kebanyakan teman saya sepakat untuk mengambil mata kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bobotnya 3 SKS. Mata kuliah ini sebenarnya merupakan mata kuliah semester 6, tapi kami mengambil di semester 5 agar tenang. Sebelumnya kakak kelas saya di Agroteknologi pernah bercerita bahwa dia amat senang dengan KKNnya di tahun lalu karena mempunyai teman-teman yang setipe dan pada asik katanya. Tapi berbeda dengan teteh saya yang malah "kapok" sama yang namanya KKN. Di sana saya semakin penasaran dengan KKN periode Januari-Februari 2016 ini.

Klik Desa Cibogor
Di bulan Oktober atau November lalu, para calon peserta KKN diharuskan untuk memilih tempat secara online di website students.unpad.ac.id. KKN gelombang pertama ini Unpad menyediakan empat kabupaten di Jawa Barat, yaitu Kab. Purwakarta, Kab. Subang, Kab. Majalengka dan Kab. Indramayu. Nah sistem pemilihan online ini juga berebut, dimana setiap desa memiliki kuota 1-3 orang untuk Fakultas Pertanian dan sisanya dari fakultas-fakultas lain. Awalnya saya mengincar desa yang di Purwakarta karena usulan dari orangtua dan cuaca disana juga terhitung tidak terlalu panas. Kemudian tepat di jam 08.00 pemilihan lokasi KKN ini dibuka. Saya dan teman-teman saya yang berada di kampus cukup riweuh dan deg-degan wkwk. Namun entah mengapa baru kurang dari 2 menit berlalu, desa di Purwakarta sudah semuanya penuh. Saya panik sendiri dan lalu saya memilih desa yang sama dengan teman saya di Kec.Ligung, Majalengka tapi kuota sudah penuh tenyata. Pada akhirnya sayapun memilih Desa Cibogor, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka secara ketidaksengajaan alias asal-asalan dan juga mengingat sama-sama di Kecamatan Ligung. Setelah di-klik tentunya lokasi KKN ini tidak bisa dirubah lagi dan munculah beberapa nama-nama mahasiswa di fakultas lain yang satu desa dengan saya, ada dari FIB, FIKOM, FMIPA, FH, FEB dll. Tak satupun yang saya kenal, bahkan belum ada anak pertanian lain yang memilih desa ini, dimana kuota di Desa Cibogor untuk pertanian diberi jatah 2 orang. Sayapun menunggu dan menunggu siapa satu orang anak pertanian yang masuk di Desa Cibogor. Beberapa menit kemudian barulah teman saya, Ilham yang ternyata memilih desa ini wkwk. Alhamdulillah ada yang kenal satu mah daripada engga :""

Awal Mula Pertemuan
Seminggu setelah pemilihan lokasi KKN, tiba-tiba saya diinvite oleh salah satu teman KKN yang belum saya kenali sebelumnya, yaitu Nisrina, ke grup line KKN Desa Cibogor. Kemudian di grup ini kami saling say hello dan berkenalan. Ternyata saat saya lihat anggota-anggotanya mayoritas perempuan, alias 13 perempuan dan 8 orang sisanya laki-laki. Jadi total ada 21 orang yang se-desa dengan saya. Disini kami saling share-share info juga mengenai KKN tentunya

Hingga pada saatnya tibalah Kegiatan Pembekalan KKN di Fikom Unpad. Pembekalan KKN ini wajib bagi seluruh mahasiswa karena merupakan salah satu penilaian juga dan ada ujian tertulis yang masuk ke dalam nilai KKN nantinya. Di Pembekalan KKN ini untuk pertama kalinya saya berjumpa langsung dengan teman-teman satu desa saya dan semua perempuannya berkerudung. Kemudian kami saling berkenalan dan masih malu-malu. Di pembekalan ini juga diberi gambaran mengenai Desa Cibogor oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) desa saya, yaitu Pak Asep dari FIKOM. Setelah mendengar penjelasan Pak Asep, tampaknya Desa Cibogor ini memiliki suhu udara yang panas, sawah tidak berair bahkan ada sebagian tanah yang retak-retak. Di Desa Cibogor juga tidak ada Alfamart, ATM, dan tempat rekreasi. Semua yang Pak Asep katakan tersebut langsung saya cerna baik-baik di otak dan langsung tergambar keadaan desa ini di benak saya hm.

Selain itu, di pembekalan KKN ini juga kami membentuk struktur organisasi, dimana ada Koordinator Desa (Kordes), Sekretaris, Bendahara dan beberapa PJ lain yang terkait. Dengan cara sistem vote akhirnya terpilihlah Kordes yaitu Alif dari Fmipa, Bendahara yaitu Susi dari Fisip dan Sekretaris yaitu saya sendiri wkwk :"" Saya dipilih menjadi sekretaris 1 dengan alasan Kordes saya ini melihat saya mencatat terus apa yang Pak Asep katakan sepanjang pembekalan-_-, dan sayapun meminta adanya sekretaris 2 yaitu Aya dari Psikologi. Disana saya belum "ngeh" resiko menjadi sekretaris di KKN ini apa dan hanya ingat bahwa sekretaris hanya membuat notulensi rapat dan nantinya di publish di grup line. Setelah berpikir lebih lama ternyata saya baru ingat bahwa pastilah sekretaris yang nantinya akan berurusan dengan laporan akhir KKN :""" Kemudian ditunjuk juga PJ Dapur (Nisrina, Wilya, Alvia), PJ Keamanan, Logistik dan Transportasi (Bang Teddy, Ilham, Tisna), PJ Kebersihan (Bang Rahmat dan Ratna), PJ Humas (Dian, Tisna), PJ Internal dan Rohani (Bang Lukman, Bang Wafi, Dini), PJ Acara (Ranty, Resti) dan PJ Blog (Uci, Melly)

Kemudian sebelum KKN kami juga sempat kumpul-kumpul untuk membicarakan apa saja yang harus dibawa untuk survive di desa selama satu bulan. Selain itu, beberapa teman-teman saya juga ada yang ikut survai rumah ke Desa Cibogor dan terpilihlah satu rumah yang masih tampak baru, bersih tapi agak kecil untuk 21 orang yang akan menempati. Rumah kami hanya ada 1 kamar mandi, dapur, 2 kamar tidur, ruang TV, ruang tamu, teras dan halaman. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya kami memilih rumah ini berdasarkan vote.

Keberangkatan 
Tanggal 5 Januari 2016 merupakan tanggal keberangkatan KKNM Unpad untuk Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu, sedangkan keesokan harinya untuk Kab. Purwakarta dan Kab. Subang. Pagi itu saya diantar oleh kedua orangtua saya ke Unpad. Barang bawaan yang saya bawa hanya 1 koper sedang dan 1 ransel saja dan yang paling menarik, ransel saya ini isinya makanan semua wkwk. Mulai dari energen, abon, mie indomie, biskuit, keripik, dan sejenis snak lainnya. Tiba di kampus, jalanan di dalam kampus cukup ramai oleh kendaraan-kendaraan orangtua mahasiswa yang mengantar anaknya pergi. Pemandangan mahasiswa-mahasiswa yang menggiring koper terlihat di sudut manapun. Ada yang membawa bantal, kompor, magicjar, selimut, guling dll. Kemudian saya pamitan dengan kedua orangtua dan rasanya pasti agak sedih karena baru kali ini selama satu bulan saya ga bakalan bertemu dengan mereka. Saya mencari bis no 29 untuk bis Desa Cibogor. Setelah bis ketemu, menyimpan koper di bagasi bis dan beres sudah siap cus. Sambil menunggu supir bis siap, saya bertemu dengan teman-teman dari DKM Al-Amanah, dan saya diberi coklat dan kertas berisi ucapan selamat mengabdi dan pesan-pesan selama KKN berlangsung. Lalu dari DPO DKM Al-Amanah beberapa menit kemudian memberi snak juga. Kemudian saya juga diberi stiker KKNM 2016 dari BEM KMFP, walaupun saya bukan anak BEM =)). Lalu saya juga bertemu dengan Teh Dilah, mentor saya selama di kampus dan teteh memberi snak serta memo berisi semacam list amalan yaumi untuk KKN :” Terakhir, saya juga diberi pulpen dan memo yang berisi ucapan selamat mengabdi plus foto saya (wkwk) dari Himagro. Terimakasih DKM Al-Amanah, Teh Dilah dan Himagro ^^ Sekitar pukul 08.30 kamipun berangkat. Sepanjang jalan menuju gerbang lama, kami mendapat “dadahan” dari berbagai organisasi maupun himpunan di Unpad. Untuk menuju Desa Cibogor, kami melewati rute Jatinangor-Tanjungsari-Sumedang-Majalengka dan sepanjang perjalanan, jalannya cukup berkelok-kelok. Sekitar pukul 11.00 seluruh bis singgah terlebih dahulu di Kantor Bupati Majalengka untuk acara penerimaan mahasiswa KKNM. Begitu kami keluar bis, panaaaas sekaliii pemirsa.. panas terik dan panas lembab bercampur menjadi satu. Kemudian sekitar pukul 12.30, bis kembali berangkat menuju tujuan desa masing-masing. Pukul 13.30 kamipun sampai di rumah yang akan kami tempati selama satu bulan ini.

Desa Cibogor
Desa Cibogor memang benar merupakan desa yang jauh dari kehidupan perkotaan, tapi beruntung bagi pengguna operator Indosat masih bisa menjangkau sinyal 3G (terkadang 3,5G) di desa ini. Walaupun bisa menangkap jaringan yang cukup cepat, tapi saat dipakai untuk telefonan seringkali putus-putus. Sampai sekarang sayapun tidak mengerti fenomena di rumah Cibogor ini wkwk. Saat pertama kali menuju desa, saya agak syok juga karena benar-benar terpencil. Perjalanan menuju Desa Cibogor ini melewati beberapa desa dan sepanjang mata memandang sawaaaaah semua :” untuk sampai ke kota, bahkan pasar saja dari desa kami ini harus menggunakan kendaraan, sama sekali tidak bisa ditempuh dengan jalan kaki karena jauh.

Sesampainya kami di rumah, kami langsung beres-beres dan mengumumkan penjadwalan soal piket kebersihan dan piket masak. Selama satu bulan saya di plotkan bersama Melly dan Bang Rahmat untuk  piket kebersihan setiap hari Kamis. Di setiap hari Kamis tersebut, dari pukul 07.00 pagi kami mulai melakukan kegiatan kebersihan, dimulai dengan menyapu, mengepel, mencuci piring dan membersihkan dapur. Sebenarnya peraturan kami, setiap orang wajib mencuci piringnya masing-masing. Jadi untuk yang bertugas piket hanya mencuci kuali dan peralatan masak seperti piring, mangkok, sendok yang digunakan oleh orang-orang yang bertugas piket masak di hari yang sama. Jujur saja, selama saya bertugas piket kebersihan, ruangan dapur adalah ruang yang hanya dapat bertahan bersih selama kurang dari satu jam saja wkwkwk. Dapur kami tak akan bertahan lama bersihnya karena dapur ini menjadi salah satu ruangan yang tentunya paling sering anak-anak kunjungi. Saat bertugas piket kebersihan tentunya agak sedih melihat tempat cuci piring, karena pasti saja ada piring dan alat dapur kotor yang terletak disana. Entah piring-piring bekas siapa yang menyimpannya disana... :”

Rumah kami


Beralih dari kebersihan, saya dan teman-teman juga membagi jadwal piket masak. Saya bersama Susi kebagian jatah di hari Selasa. Jadi setiap hari Selasa, seharian dari pagi sampai malam saya dan Susi sebagai PJ masak. Awal mula setelah sampai di Cibogor, saya dan Susi masih “kuat” untuk menyiapkan dan memasak makan pagi, siang dan malam untuk ke-21 orang di rumah, namun itu tak berlangsung lama, karena kami tidak sanggup lagi untuk menyiapkan makan pagi karena pasti beresnya jam 10.00 dan diprotes teman-teman lain wkwkwk. Finally, saya dan Susi setiap pagi pergi naik motor ke Jatiwangi untuk membeli sarapan pagi secara bergantian. Bukan hanya saya dan Susi saja, tapi itu sudah rutin juga bagi anak-anak lainnya yang kebagian PJ masak. Di setiap hari Selasa, saya menghabiskan banyak waktu di dapur di mana harus nyangu, bikin masakan, motong-motong sayur, ngegoreng ini itu dan masih banyak kegiatan lainnya lagi. Bagi kami sebagai PJ masak di hari tertentu terkadang tidak mengikuti kegiatan lainnya seperti berkunjung ke kantor desa, membantu warga dll, karena makanan adalah yang utama haha.

Suasana dapur 

Ingin berbagi cerita juga, saya bersama Aya, Wilya, Uci, Susi, dan Resti mendapat jobdesk utama untuk mengajar di TK Al-Ishlah, Cibogor selama KKN ini. Kami sebenarnya dipecah lagi menjadi TK besar dan TK kecil, alhamdulillahnya saya ditempatkan di TK besar wkwkwk, karena sebelumnya saya tahu bahwa mengajar di TK kecil pasti akan lebih “hectic” dan pusing daripada di TK besar. Sebelum mengajar di TK, kami selalu mempersiapkan materi yang akan diberikan. Materi yang diberikan untuk TK besar adalah mulai dari kendaraan, tempat bermain, hewan dll. Pertama kali datang ke TK Al-Ishlah ini saya disuguhkan dengan pemandangan anak-anak yang berlari kesanasini dengan riangnya, masih belum ada beban dan tertawa lepas :”” Mereka lucu-lucu dan sangat ngegemesin, saya yang dari dulu kepingin punya adik berasa terbayarkan dengan hadir diantara mereka ^^ Saya masih ingat, sebelum masuk kelas anak-anak tersebut bernyanyi bersama guru dan membaca doa sebelum belajar sambil dibariskan di luar. Saat memasuki kelas TK besar, anak-anak di dalamnya berusia sekitar 5-6 tahun dan amat semangat mengikuti pelajaran. Saya, Wilya dan Aya pada saat itu pula menjadi guru bagi anak-anak. Kami mengajarkan materi dengan style yang lebih menarik dan tentunya diiringi dengan hadiah berupa permen bagi anak yang aktif. Selain itu, saya juga mengontrol mereka selama pelajaran berlangsung, mendatangi bangku ke bangku. Hal yang paling ga dilupain adalah saat jam istirahat anak-anak di kelas antusias mendengar dongeng dan curhatan dari saya yang sebenernya ngga penting wkwk. Aah... anak-anak yang luar biasa

Sesi kuis berhadiah di kelas


Kehebohan anak-anak TK Nol Besar


Di samping mengajar di TK Al-Ishlah, pada sore hari saya juga mendapat jobdesk tambahan mengajar di Madrasah Manbaul Huda kelas 5 dan 6 bersama nIsrina, sedangkan kelas 3 dan 4 di handle oleh Bang Wafi dan Bang Rahmat. Pemilik madrasah sangat ramah dan open dengan kedatangan kami. Saya masih ingat setiap kami berkunjung ke madrasah ini, kami pasti disuguhi teh gelas dingin oleh ibu. Satu hal disini yang ga dilupain lagi, yaitu saat pertama kali mengajar, suara saya hampir habis karena teriak-teriak akibat suara hujan yang turun membuat suara di kelas menjadi samar-samar. Disini kami mengajarkan berbagai mata pelajaran keagamaan seperti akhlak, tajwid, sejarah islam, bahasa arab dll. Sempat waktu itu saya harus kebagian mengajar bahasa arab kepada anak-anak. Stuck... wkwk saya yang belum pernah belajar bahasa arab sama sekali selama sekolah pada saat itu harus mengajarkannya pada anak-anak. Jadi sebelumnya saya belajar dulu alias privat dulu sama Nisrina saat beberapa jam sebelum mengajar haha. Anak-anak kelas 5 dan 6 ini sayangnya masih belum terlalu aktif, tapi mereka dapat mengikuti pelajaran kami dengan baik :)


Bersama anak-anak Madrasah 

Aktivitas tambahan lainnya yaitu saya juga sempat membantu teman-teman melakukan pengklasifikasian buku di perpustakaan SDN Cibogor selama beberapa hari. Disini saya mendapat banyak ilmu baru dari anak-anak jurusan Ilmu Perpustakaan ini. Selain itu, pada sore hari kami juga sering kedatangan anak-anak desa yang ingin dibantu mengerjakan pr nya. Hampir setiap hari kami kedatangan anak-anak, sehingga harus ada yang standby di rumah haha. Saya sempat membantu mengerjakan pr penjaskes, agama, dan matematika saat itu. Pelajaran ini jadi mengingatkan saya saat masih SD dulu.

Program kerja lain kami juga banyak, seperti membangun tugu Desa Cibogor, sosialisasi kebersihan di SDN Cibogor, membantu pengukuran jalan, membantu aparat desa di kantor desa, membantu acara Maulid Nabi, membantu aktivitas di Posyandu, ikut berpartisipasi kegiatan opsih dan masih banyak lagi.

Disela-sela bantu-bantu ngerjain PR anak-anak
  
Kegiatan Di Rumah
Sesungguhnya pagi di hari pertama saya dan teman-teman stay di Cibogor ini kami sudah mengantri mandi dari jam 03.00 pagi gaes wkwk. Sistem yang dilakukan saat itu adalah dengan menuliskan nama di kertas yang ditempel pada pintu kamar mandi, namun itu tak berlangsung lama. Sistemnya berganti menjadi “ucapan” dan tak menggunakan antrian berupa kertas tadi. “Aku habis A yaa”, “Habis B aku yaa fix”, ya semacam itu wkwk. Alhamdulillahnya saya sampai akhir KKN selalu kebagian mandi sebelum subuh karena sudah menjadi kebiasaan di rumah Bandung mandi pagi banget wkwk. Sesungguhnya mandi dua kali sehari sudah menjadi hal yang wajib diantara kami, karena suhu di Desa Cibogor ini terhitung tinggi, hampir 5-10 derajat di atas suhu kota Bandung dan kami mudah sekali berkeringat karena kepanasan.

Mencuci baju. Dua kata yang paling krusial saat KKN ini wkwk. Jika kita mencuci baju lebih dari jam 8 kemungkinan besar tidak akan mendapat lapak jemuran di luar, jadi harus ditunda mencucinya. Jemuran yang kami pakai adalah jemuran tali yang digantungkan, cukup panjang, namun tidak sanggup menampung cucian ke-21 orang mahasiswa KKN Cibogor ini secara sekaligus. Disinilah saya merasa banyak hikmah, yaitu belajar bersyukur. Di rumah Cibogor saya dan teman-teman lain harus mencuci manual dengan tangan yang tingkat capenya lebih tinggi dibandingkan dengan mencuci dengan mesin di rumah Bandung. Kegiatan mencuci baju ini biasanya dilakukan dari jam 3 pagi sampai jam 8 pagi/9 pagi.

Tidur mindang sudah tidak asing lagi bagi kami anak-anak KKN Cibogor. Selama 30 hari kami harus tidur mindang, satu kamar 7 orang dengan 1 kipas di dalamnya. Saya lebih senang tidur di lantai dengan alas tikar dibandingkan di kasur karena panasnya panas banget kalau tidur di kasur T_T). Jadi saya bersama roommate saya selalu bergantian untuk berebut tempat tidur di tikar wkwk. 


Room mates

Kegiatan lainnya saat sedang di rumah adalah kami mengobrol di kamar, menonton tv (jarang banget sebenernya), curhat ini itu, syare, saling bajak-bajak hp, rapat di malam hari, cari makan di dapur, nonton drama di kamar berjamaah, main gadget dll. Ya.. seperti inilah anak-anak KKN selama sebulan saat sedang di rumah tak ada aktivitas. Soal keagamaan, kami juga terkadang melaksanakan solat magrib dan isya berjamaah di rumah baik ikhwan dan akhwatnya. Terkadang juga saya solat di masjid bersama teman-teman saya hihi jadi ingat masa-masa pesantren kilat dulu di rumah ^^

Kerjaan kalau lagi gabut haha

Rekreasi
Kami juga sempat melakukan perjalanan ke tempat wisata hits di Majalengka yaitu Curug Maja (Muara Jaya) yang letaknya di kaki Gunung Ciremai. Perjalanan kesana menggunakan 1 elf yang dipaksakan diisi oleh ke-21 dari orang kami ini wkwk. Luar biasa sekali perjalanan ini karena medan yang ditempuh sangat curam, nanjak, dan lagi licin karena gerimis. Sepanjang mata memandang hanya ada sawah dan komoditas pertanian lainnya seperti cabe dan tomat di kaki gunung Ciremai. Di kaki gunung Ciremai ini pertama kalinya bagi kami merasakan udara dingin selama KKN. Di Curug Maja ini menurut saya masih bersih airnya dan memang layak dijadikan tempat wisata karena keindahan alamnya berupa tebing-tebing dan hutan yang masih alami.

Tempat rekreasi kami selanjutnya setelah  dari Curug Maja adalah ke Cirebon, semacam pelabuhan dan ada lautt. Ini pertama kalinya saya mengunjungi pantai di Cirebon. Di laut ini saya bersama segelintir teman-teman naik perahu di sore hari menikmati pemandangan laut, matahari sore hari dan Gunung Ciremai yang membentang tepat dihadapan perahu kami berlayar, masyaallah :”) Pulang dari Cirebon kami makan malam terlebih dahulu kemudian pulang ke rumah Cibogor dengan rasa lelah.

Sore hari di Cirebon

Sebelum ke Curug Maja dan Cirebon, saya dan teman-teman juga sempat mengunjungi salah satu waduk di Majalengka (lupa namanya) dengan menggunakan kol bak wkwk. Sama seperti elf, di kol bak ini tentunya dipaksakan untuk memuat ke-21 orang kami ini. Setelahnya kami berkeliling ke kota (masih menggunakan kol bak) dan juga ke supermarket untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Kol bak rangers

Selain itu, di Desa Cibogor ini juga kami rutin berkunjung ke pasar jumat yang letaknya di lapangan kantor desa Cibogor yang diadakan setiap hari Jumat sore. Disini terdapat banyak jajanan dan juga baju, kerudung dan aksesoris lainnya. Saya paling suka jajan capcin di pasar jumat ini dan juga martabak asin. Terkadang di pasar jumat ini saya selalu bertemu anak-anak TK dan Madrasah kelas 5 dan 6. 

Jalan-jalan sore sebelum ke pasar Jumat 


Perpisahan.
Acara perpisahan KKNM Unpad di Desa Cibogor adalah kami mengadakan kegiatan gerak jalan “Fun Days”. Acara ini adalah acara gerak jalan keliling Desa Cibogor bagi anak-anak dan orang dewasa. Konsep acara ini mirip dengan cemonk run nya Unpad, di mana di setiap pos pada beberapa titik di desa, kami akan mengolesi pipi anak-anak dan orang dewasa dengan cat warna-warni haha. Di akhir acara ini ada beberapa hiburan dan pembagian doorprize yang meriah dan antusias.

Cemonk runnya Cibogor

Beberapa hari sebelum kepulangan kami kembali ke Jatinangor, kami melakukan perpisahan terlebih dahulu dengan warga-warga Desa Cibogor. Mulai dari aparat desa, tetangga, SD, TK, Madrasah dll. Saat itu saya bersama segelintir teman saya yaitu Alvi, Nisrina, Wilya, Resti, Bang Wafi dan Tisna dijamu di rumah Bu Eka (guru TK Al-Ishlah) bada magrib beberapa hari sebelum pulang. Bu Eka yang dengan ramah selalu mengizinkan kami ber-5 “ikut” atau “nebeng” mandi di rumahnya saat sore hari karena tak kuat dengan antrian panjang di rumah Cibogor wkwk :”), pada saat itu menjamu kami dengan beberapa masakan khas Cirebon, diantaranya adalah nasi jamblang. Itu merupakan pertama kalinya bagi saya mencicipi nasi khas Cirebon ini. Selain itu juga ada lauk pauk lainnya yang tak kalah enaknya. Bu Eka memang guru yang terbaik selama saya di Cibogor ini :” Selain itu Bu Eka beserta suaminya juga memberi kami gula batu khas Cirebon sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Agak sedih saat berpisah dengan Bu Eka, karena kami dengan Bu Eka sudah sangat dekat dengan beliau..

Selain itu, bapak dan ibu pemilik Madrasah Manbaul Huda juga mengundang saya dan teman-teman Cibogor yang mengajar di madrasah untuk makan malam bersama dirumahnya sehari sebelum kepulangan ke Bandung/Jatinangor. Saat itu saya, Nisrina, Alvi, Ranty dan Bang Wafi pergi ke rumah bapak pemilik sambil menerobos hujan gerimis. Kami disuguhi ayam presto, tahu tempe dan sambal. Ini pertama kalinya juga saya mencicipi ayam presto yang ukurannya agak jumbo. Bapak dan ibu ini sangat ramah dan baik kepada kami selama disini. Saat makan malam itu kami saling mengobrol, dan lagi-lagi perpisahan ini agak membuat kami sedih juga.
Terakhir, kami ke-21 orang anak-anak Cibogor berkunjung ke rumah Bu Erah (pemilik rumah yang selama ini kami tinggali) untuk pamitan saat magrib sebelum keesokan harinya kami pulang. Bu Erah kala itu sangat sedih bahkan menangis di depan kami. Disitu saya dan teman-teman lain juga merasa sedih apalagi melihat Bu Erah yang selama ini welcome dengan kedatangan kami, dengan senang hati meminjamkan alat-alat dapur, ember, ikut mengeringkan baju, ikut mandi di kamar mandi rumah beliau.. menangis.

Bye Cibogor
30/30 hari. Alhamdulillah saya dan teman-teman di Unpad telah melaksanakan kegiatan KKN selama satu bulan di Di Desa Cibogor, Majalengka. Satu bulan penuh kenangan ya..  kami pulang menggunakan bis mini. Sampai di Jatinangor saya turun dan berpamitan dengan teman-teman saya ini. Sedih tapi bahagia juga karena bisa kembali bertemu keluarga di rumah :”” kalian luar biasa teman-teman :"






KKNM Unpad 2016 - Desa Cibogor, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka

yang terpopuler

how about this blog?