Memasuki KRSan semester 5 lalu saya dan
kebanyakan teman saya sepakat untuk mengambil mata kuliah Kuliah Kerja Nyata
(KKN) yang bobotnya 3 SKS. Mata kuliah ini sebenarnya merupakan mata kuliah
semester 6, tapi kami mengambil di semester 5 agar tenang. Sebelumnya kakak
kelas saya di Agroteknologi pernah bercerita bahwa dia amat senang dengan
KKNnya di tahun lalu karena mempunyai teman-teman yang setipe dan pada asik
katanya. Tapi berbeda dengan teteh saya yang malah "kapok" sama yang
namanya KKN. Di sana saya semakin penasaran dengan KKN periode Januari-Februari
2016 ini.
Klik Desa Cibogor
Di bulan Oktober atau November lalu, para
calon peserta KKN diharuskan untuk memilih tempat secara online di website
students.unpad.ac.id. KKN gelombang pertama ini Unpad menyediakan empat
kabupaten di Jawa Barat, yaitu Kab. Purwakarta, Kab. Subang, Kab. Majalengka
dan Kab. Indramayu. Nah sistem pemilihan online ini juga berebut, dimana setiap
desa memiliki kuota 1-3 orang untuk Fakultas Pertanian dan sisanya dari fakultas-fakultas
lain. Awalnya saya mengincar desa yang di Purwakarta karena usulan dari
orangtua dan cuaca disana juga terhitung tidak terlalu panas. Kemudian tepat di
jam 08.00 pemilihan lokasi KKN ini dibuka. Saya dan teman-teman saya yang
berada di kampus cukup riweuh dan deg-degan wkwk. Namun entah mengapa baru
kurang dari 2 menit berlalu, desa di Purwakarta sudah semuanya penuh. Saya
panik sendiri dan lalu saya memilih desa yang sama dengan teman saya di
Kec.Ligung, Majalengka tapi kuota sudah penuh tenyata. Pada akhirnya sayapun
memilih Desa Cibogor, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka secara
ketidaksengajaan alias asal-asalan dan juga mengingat sama-sama di Kecamatan
Ligung. Setelah di-klik tentunya lokasi KKN ini tidak bisa dirubah lagi dan
munculah beberapa nama-nama mahasiswa di fakultas lain yang satu desa dengan
saya, ada dari FIB, FIKOM, FMIPA, FH, FEB dll. Tak satupun yang saya kenal,
bahkan belum ada anak pertanian lain yang memilih desa ini, dimana kuota di
Desa Cibogor untuk pertanian diberi jatah 2 orang. Sayapun menunggu dan
menunggu siapa satu orang anak pertanian yang masuk di Desa Cibogor. Beberapa
menit kemudian barulah teman saya, Ilham yang ternyata memilih desa ini wkwk.
Alhamdulillah ada yang kenal satu mah daripada engga :""
Awal Mula Pertemuan
Seminggu setelah pemilihan lokasi KKN,
tiba-tiba saya diinvite oleh salah satu teman KKN yang belum saya kenali
sebelumnya, yaitu Nisrina, ke grup line KKN Desa Cibogor. Kemudian di grup ini
kami saling say hello dan berkenalan. Ternyata saat saya
lihat anggota-anggotanya mayoritas perempuan, alias 13 perempuan dan 8 orang
sisanya laki-laki. Jadi total ada 21 orang yang se-desa dengan saya. Disini
kami saling share-share info juga mengenai KKN tentunya
Hingga pada saatnya tibalah Kegiatan Pembekalan
KKN di Fikom Unpad. Pembekalan KKN ini wajib bagi seluruh mahasiswa karena
merupakan salah satu penilaian juga dan ada ujian tertulis yang masuk ke dalam
nilai KKN nantinya. Di Pembekalan KKN ini untuk pertama kalinya saya berjumpa
langsung dengan teman-teman satu desa saya dan semua perempuannya berkerudung. Kemudian
kami saling berkenalan dan masih malu-malu. Di pembekalan ini juga diberi
gambaran mengenai Desa Cibogor oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) desa saya,
yaitu Pak Asep dari FIKOM. Setelah mendengar penjelasan Pak Asep, tampaknya
Desa Cibogor ini memiliki suhu udara yang panas, sawah tidak berair bahkan ada
sebagian tanah yang retak-retak. Di Desa Cibogor juga tidak ada Alfamart, ATM,
dan tempat rekreasi. Semua yang Pak Asep katakan tersebut langsung saya cerna
baik-baik di otak dan langsung tergambar keadaan desa ini di benak saya hm.
Selain itu, di pembekalan KKN ini juga
kami membentuk struktur organisasi, dimana ada Koordinator Desa (Kordes),
Sekretaris, Bendahara dan beberapa PJ lain yang terkait. Dengan cara sistem
vote akhirnya terpilihlah Kordes yaitu Alif dari Fmipa, Bendahara yaitu Susi
dari Fisip dan Sekretaris yaitu saya sendiri wkwk :"" Saya
dipilih menjadi sekretaris 1 dengan alasan Kordes saya ini melihat saya
mencatat terus apa yang Pak Asep katakan sepanjang pembekalan-_-, dan sayapun
meminta adanya sekretaris 2 yaitu Aya dari Psikologi. Disana saya belum
"ngeh" resiko menjadi sekretaris di KKN ini apa dan hanya ingat bahwa
sekretaris hanya membuat notulensi rapat dan nantinya di publish di grup line.
Setelah berpikir lebih lama ternyata saya baru ingat bahwa pastilah sekretaris
yang nantinya akan berurusan dengan laporan akhir KKN :"""
Kemudian ditunjuk juga PJ Dapur (Nisrina, Wilya, Alvia), PJ Keamanan, Logistik
dan Transportasi (Bang Teddy, Ilham, Tisna), PJ Kebersihan (Bang Rahmat dan
Ratna), PJ Humas (Dian, Tisna), PJ Internal dan Rohani (Bang Lukman, Bang Wafi,
Dini), PJ Acara (Ranty, Resti) dan PJ Blog (Uci, Melly)
Kemudian sebelum KKN kami juga sempat
kumpul-kumpul untuk membicarakan apa saja yang harus dibawa untuk survive di
desa selama satu bulan. Selain itu, beberapa teman-teman saya juga ada yang
ikut survai rumah ke Desa Cibogor dan terpilihlah satu rumah yang masih tampak
baru, bersih tapi agak kecil untuk 21 orang yang akan menempati. Rumah kami
hanya ada 1 kamar mandi, dapur, 2 kamar tidur, ruang TV, ruang tamu, teras dan
halaman. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya kami memilih rumah ini
berdasarkan vote.
Keberangkatan
Tanggal 5 Januari 2016 merupakan tanggal
keberangkatan KKNM Unpad untuk Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu,
sedangkan keesokan harinya untuk Kab. Purwakarta dan Kab. Subang. Pagi itu saya
diantar oleh kedua orangtua saya ke Unpad. Barang bawaan yang saya bawa hanya 1
koper sedang dan 1 ransel saja dan yang paling menarik, ransel saya ini isinya
makanan semua wkwk. Mulai dari energen, abon, mie indomie, biskuit, keripik,
dan sejenis snak lainnya. Tiba di kampus, jalanan di dalam kampus cukup ramai
oleh kendaraan-kendaraan orangtua mahasiswa yang mengantar anaknya pergi.
Pemandangan mahasiswa-mahasiswa yang menggiring koper terlihat di sudut
manapun. Ada yang membawa bantal, kompor, magicjar, selimut, guling dll.
Kemudian saya pamitan dengan kedua orangtua dan rasanya pasti agak sedih karena
baru kali ini selama satu bulan saya ga bakalan bertemu dengan mereka. Saya
mencari bis no 29 untuk bis Desa Cibogor. Setelah bis ketemu, menyimpan koper
di bagasi bis dan beres sudah siap cus. Sambil menunggu supir bis siap, saya
bertemu dengan teman-teman dari DKM Al-Amanah, dan saya diberi coklat dan
kertas berisi ucapan selamat mengabdi dan pesan-pesan selama KKN berlangsung.
Lalu dari DPO DKM Al-Amanah beberapa menit kemudian memberi snak juga. Kemudian
saya juga diberi stiker KKNM 2016 dari BEM KMFP, walaupun saya bukan anak BEM
=)). Lalu saya juga bertemu dengan Teh Dilah, mentor saya selama di kampus dan teteh
memberi snak serta memo berisi semacam list amalan yaumi untuk KKN :” Terakhir,
saya juga diberi pulpen dan memo yang berisi ucapan selamat mengabdi plus foto
saya (wkwk) dari Himagro. Terimakasih DKM Al-Amanah, Teh Dilah dan Himagro ^^
Sekitar pukul 08.30 kamipun berangkat. Sepanjang jalan menuju gerbang lama, kami
mendapat “dadahan” dari berbagai organisasi maupun himpunan di Unpad. Untuk
menuju Desa Cibogor, kami melewati rute
Jatinangor-Tanjungsari-Sumedang-Majalengka dan sepanjang perjalanan, jalannya
cukup berkelok-kelok. Sekitar pukul 11.00 seluruh bis singgah terlebih dahulu
di Kantor Bupati Majalengka untuk acara penerimaan mahasiswa KKNM. Begitu kami
keluar bis, panaaaas sekaliii pemirsa.. panas terik dan panas lembab bercampur
menjadi satu. Kemudian sekitar pukul 12.30, bis kembali berangkat menuju tujuan
desa masing-masing. Pukul 13.30 kamipun sampai di rumah yang akan kami tempati
selama satu bulan ini.
Desa
Cibogor
Desa Cibogor memang benar merupakan desa
yang jauh dari kehidupan perkotaan, tapi beruntung bagi pengguna operator
Indosat masih bisa menjangkau sinyal 3G (terkadang 3,5G) di desa ini. Walaupun
bisa menangkap jaringan yang cukup cepat, tapi saat dipakai untuk telefonan
seringkali putus-putus. Sampai sekarang sayapun tidak mengerti fenomena di
rumah Cibogor ini wkwk. Saat pertama kali menuju desa, saya agak syok juga
karena benar-benar terpencil. Perjalanan menuju Desa Cibogor ini melewati
beberapa desa dan sepanjang mata memandang sawaaaaah semua :” untuk sampai ke
kota, bahkan pasar saja dari desa kami ini harus menggunakan kendaraan, sama
sekali tidak bisa ditempuh dengan jalan kaki karena jauh.
Sesampainya kami di rumah, kami langsung
beres-beres dan mengumumkan penjadwalan soal piket kebersihan dan piket masak.
Selama satu bulan saya di plotkan bersama Melly dan Bang Rahmat untuk piket kebersihan setiap hari Kamis. Di setiap
hari Kamis tersebut, dari pukul 07.00 pagi kami mulai melakukan kegiatan kebersihan,
dimulai dengan menyapu, mengepel, mencuci piring dan membersihkan dapur.
Sebenarnya peraturan kami, setiap orang wajib mencuci piringnya masing-masing.
Jadi untuk yang bertugas piket hanya mencuci kuali dan peralatan masak seperti
piring, mangkok, sendok yang digunakan oleh orang-orang yang bertugas piket
masak di hari yang sama. Jujur saja, selama saya bertugas piket kebersihan,
ruangan dapur adalah ruang yang hanya dapat bertahan bersih selama kurang dari
satu jam saja wkwkwk. Dapur kami tak akan bertahan lama bersihnya karena dapur
ini menjadi salah satu ruangan yang tentunya paling sering anak-anak kunjungi.
Saat bertugas piket kebersihan tentunya agak sedih melihat tempat cuci piring,
karena pasti saja ada piring dan alat dapur kotor yang terletak disana. Entah
piring-piring bekas siapa yang menyimpannya disana... :”
Rumah kami
Beralih dari kebersihan, saya dan
teman-teman juga membagi jadwal piket masak. Saya bersama Susi kebagian jatah
di hari Selasa. Jadi setiap hari Selasa, seharian dari pagi sampai malam saya
dan Susi sebagai PJ masak. Awal mula setelah sampai di Cibogor, saya dan Susi
masih “kuat” untuk menyiapkan dan memasak makan pagi, siang dan malam untuk
ke-21 orang di rumah, namun itu tak berlangsung lama, karena kami tidak sanggup
lagi untuk menyiapkan makan pagi karena pasti beresnya jam 10.00 dan diprotes
teman-teman lain wkwkwk. Finally, saya dan Susi setiap pagi pergi naik motor ke
Jatiwangi untuk membeli sarapan pagi secara bergantian. Bukan hanya saya dan
Susi saja, tapi itu sudah rutin juga bagi anak-anak lainnya yang kebagian PJ
masak. Di setiap hari Selasa, saya menghabiskan banyak waktu di dapur di mana
harus nyangu, bikin masakan, motong-motong sayur, ngegoreng ini itu dan masih
banyak kegiatan lainnya lagi. Bagi kami sebagai PJ masak di hari tertentu
terkadang tidak mengikuti kegiatan lainnya seperti berkunjung ke kantor desa,
membantu warga dll, karena makanan adalah yang utama haha.
Suasana dapur
Ingin berbagi cerita juga, saya bersama
Aya, Wilya, Uci, Susi, dan Resti mendapat jobdesk utama untuk mengajar di TK
Al-Ishlah, Cibogor selama KKN ini. Kami sebenarnya dipecah lagi menjadi TK
besar dan TK kecil, alhamdulillahnya saya ditempatkan di TK besar wkwkwk,
karena sebelumnya saya tahu bahwa mengajar di TK kecil pasti akan lebih “hectic”
dan pusing daripada di TK besar. Sebelum mengajar di TK, kami selalu
mempersiapkan materi yang akan diberikan. Materi yang diberikan untuk TK besar
adalah mulai dari kendaraan, tempat bermain, hewan dll. Pertama kali datang ke
TK Al-Ishlah ini saya disuguhkan dengan pemandangan anak-anak yang berlari
kesanasini dengan riangnya, masih belum ada beban dan tertawa lepas :”” Mereka
lucu-lucu dan sangat ngegemesin, saya yang dari dulu kepingin punya adik berasa
terbayarkan dengan hadir diantara mereka ^^ Saya masih ingat, sebelum masuk
kelas anak-anak tersebut bernyanyi bersama guru dan membaca doa sebelum belajar
sambil dibariskan di luar. Saat memasuki kelas TK besar, anak-anak di dalamnya
berusia sekitar 5-6 tahun dan amat semangat mengikuti pelajaran. Saya, Wilya
dan Aya pada saat itu pula menjadi guru bagi anak-anak. Kami mengajarkan materi
dengan style yang lebih menarik dan tentunya diiringi dengan hadiah berupa
permen bagi anak yang aktif. Selain itu, saya juga mengontrol mereka selama
pelajaran berlangsung, mendatangi bangku ke bangku. Hal yang paling ga dilupain
adalah saat jam istirahat anak-anak di kelas antusias mendengar dongeng dan
curhatan dari saya yang sebenernya ngga penting wkwk. Aah... anak-anak yang
luar biasa
Sesi kuis berhadiah di kelas
Kehebohan anak-anak TK Nol Besar
Di samping mengajar di TK Al-Ishlah, pada sore hari saya juga mendapat jobdesk tambahan mengajar di Madrasah Manbaul Huda kelas 5 dan 6 bersama nIsrina, sedangkan kelas 3 dan 4 di handle oleh Bang Wafi dan Bang Rahmat. Pemilik madrasah sangat ramah dan open dengan kedatangan kami. Saya masih ingat setiap kami berkunjung ke madrasah ini, kami pasti disuguhi teh gelas dingin oleh ibu. Satu hal disini yang ga dilupain lagi, yaitu saat pertama kali mengajar, suara saya hampir habis karena teriak-teriak akibat suara hujan yang turun membuat suara di kelas menjadi samar-samar. Disini kami mengajarkan berbagai mata pelajaran keagamaan seperti akhlak, tajwid, sejarah islam, bahasa arab dll. Sempat waktu itu saya harus kebagian mengajar bahasa arab kepada anak-anak. Stuck... wkwk saya yang belum pernah belajar bahasa arab sama sekali selama sekolah pada saat itu harus mengajarkannya pada anak-anak. Jadi sebelumnya saya belajar dulu alias privat dulu sama Nisrina saat beberapa jam sebelum mengajar haha. Anak-anak kelas 5 dan 6 ini sayangnya masih belum terlalu aktif, tapi mereka dapat mengikuti pelajaran kami dengan baik :)
Bersama anak-anak Madrasah
Aktivitas tambahan lainnya yaitu saya juga
sempat membantu teman-teman melakukan pengklasifikasian buku di perpustakaan
SDN Cibogor selama beberapa hari. Disini saya mendapat banyak ilmu baru dari
anak-anak jurusan Ilmu Perpustakaan ini. Selain itu, pada sore hari kami juga
sering kedatangan anak-anak desa yang ingin dibantu mengerjakan pr nya. Hampir
setiap hari kami kedatangan anak-anak, sehingga harus ada yang standby di rumah
haha. Saya sempat membantu mengerjakan pr penjaskes, agama, dan matematika saat
itu. Pelajaran ini jadi mengingatkan saya saat masih SD dulu.
Program kerja lain kami juga banyak,
seperti membangun tugu Desa Cibogor, sosialisasi kebersihan di SDN Cibogor,
membantu pengukuran jalan, membantu aparat desa di kantor desa, membantu acara
Maulid Nabi, membantu aktivitas di Posyandu, ikut berpartisipasi kegiatan opsih
dan masih banyak lagi.
Disela-sela bantu-bantu ngerjain PR anak-anak
Kegiatan
Di Rumah
Sesungguhnya pagi di hari pertama saya dan
teman-teman stay di Cibogor ini kami sudah mengantri mandi dari jam 03.00 pagi
gaes wkwk. Sistem yang dilakukan saat itu adalah dengan menuliskan nama di
kertas yang ditempel pada pintu kamar mandi, namun itu tak berlangsung lama.
Sistemnya berganti menjadi “ucapan” dan tak menggunakan antrian berupa kertas
tadi. “Aku habis A yaa”, “Habis B aku yaa fix”, ya semacam itu wkwk. Alhamdulillahnya
saya sampai akhir KKN selalu kebagian mandi sebelum subuh karena sudah menjadi
kebiasaan di rumah Bandung mandi pagi banget wkwk. Sesungguhnya mandi dua kali
sehari sudah menjadi hal yang wajib diantara kami, karena suhu di Desa Cibogor
ini terhitung tinggi, hampir 5-10 derajat di atas suhu kota Bandung dan kami
mudah sekali berkeringat karena kepanasan.
Mencuci baju. Dua kata yang paling krusial
saat KKN ini wkwk. Jika kita mencuci baju lebih dari jam 8 kemungkinan besar
tidak akan mendapat lapak jemuran di luar, jadi harus ditunda mencucinya.
Jemuran yang kami pakai adalah jemuran tali yang digantungkan, cukup panjang,
namun tidak sanggup menampung cucian ke-21 orang mahasiswa KKN Cibogor ini secara
sekaligus. Disinilah saya merasa banyak hikmah, yaitu belajar bersyukur. Di
rumah Cibogor saya dan teman-teman lain harus mencuci manual dengan tangan yang
tingkat capenya lebih tinggi dibandingkan dengan mencuci dengan mesin di rumah
Bandung. Kegiatan mencuci baju ini biasanya dilakukan dari jam 3 pagi sampai
jam 8 pagi/9 pagi.
Tidur mindang sudah tidak asing lagi bagi
kami anak-anak KKN Cibogor. Selama 30 hari kami harus tidur mindang, satu kamar
7 orang dengan 1 kipas di dalamnya. Saya lebih senang tidur di lantai dengan
alas tikar dibandingkan di kasur karena panasnya panas banget kalau tidur di
kasur T_T). Jadi saya bersama roommate saya selalu bergantian untuk berebut tempat
tidur di tikar wkwk.
Room mates
Kegiatan lainnya saat sedang di rumah
adalah kami mengobrol di kamar, menonton tv (jarang banget sebenernya), curhat
ini itu, syare, saling bajak-bajak hp, rapat di malam hari, cari makan di
dapur, nonton drama di kamar berjamaah, main gadget dll. Ya.. seperti inilah
anak-anak KKN selama sebulan saat sedang di rumah tak ada aktivitas. Soal
keagamaan, kami juga terkadang melaksanakan solat magrib dan isya berjamaah di
rumah baik ikhwan dan akhwatnya. Terkadang juga saya solat di masjid bersama
teman-teman saya hihi jadi ingat masa-masa pesantren kilat dulu di rumah ^^
Kerjaan kalau lagi gabut haha
Rekreasi
Kami juga sempat melakukan perjalanan ke
tempat wisata hits di Majalengka yaitu Curug Maja (Muara Jaya) yang letaknya di
kaki Gunung Ciremai. Perjalanan kesana menggunakan 1 elf yang dipaksakan diisi
oleh ke-21 dari orang kami ini wkwk. Luar biasa sekali perjalanan ini karena
medan yang ditempuh sangat curam, nanjak, dan lagi licin karena gerimis.
Sepanjang mata memandang hanya ada sawah dan komoditas pertanian lainnya
seperti cabe dan tomat di kaki gunung Ciremai. Di kaki gunung Ciremai ini
pertama kalinya bagi kami merasakan udara dingin selama KKN. Di Curug Maja ini
menurut saya masih bersih airnya dan memang layak dijadikan tempat wisata
karena keindahan alamnya berupa tebing-tebing dan hutan yang masih alami.
Tempat rekreasi kami selanjutnya
setelah dari Curug Maja adalah ke
Cirebon, semacam pelabuhan dan ada lautt. Ini pertama kalinya saya mengunjungi
pantai di Cirebon. Di laut ini saya bersama segelintir teman-teman naik perahu
di sore hari menikmati pemandangan laut, matahari sore hari dan Gunung Ciremai
yang membentang tepat dihadapan perahu kami berlayar, masyaallah :”) Pulang
dari Cirebon kami makan malam terlebih dahulu kemudian pulang ke rumah Cibogor
dengan rasa lelah.
Sore hari di Cirebon
Sebelum ke Curug Maja dan Cirebon, saya
dan teman-teman juga sempat mengunjungi salah satu waduk di Majalengka (lupa
namanya) dengan menggunakan kol bak wkwk. Sama seperti elf, di kol bak ini
tentunya dipaksakan untuk memuat ke-21 orang kami ini. Setelahnya kami
berkeliling ke kota (masih menggunakan kol bak) dan juga ke supermarket untuk
membeli kebutuhan sehari-hari.
Kol bak rangers
Selain itu, di Desa Cibogor ini juga kami
rutin berkunjung ke pasar jumat yang letaknya di lapangan kantor desa Cibogor
yang diadakan setiap hari Jumat sore. Disini terdapat banyak jajanan dan juga
baju, kerudung dan aksesoris lainnya. Saya paling suka jajan capcin di pasar
jumat ini dan juga martabak asin. Terkadang di pasar jumat ini saya selalu bertemu
anak-anak TK dan Madrasah kelas 5 dan 6.
Jalan-jalan sore sebelum ke pasar Jumat
Perpisahan.
Acara perpisahan KKNM Unpad di Desa
Cibogor adalah kami mengadakan kegiatan gerak jalan “Fun Days”. Acara ini
adalah acara gerak jalan keliling Desa Cibogor bagi anak-anak dan orang dewasa.
Konsep acara ini mirip dengan cemonk run nya Unpad, di mana di setiap pos pada
beberapa titik di desa, kami akan mengolesi pipi anak-anak dan orang dewasa
dengan cat warna-warni haha. Di akhir acara ini ada beberapa hiburan dan
pembagian doorprize yang meriah dan antusias.
Cemonk runnya Cibogor
Beberapa hari sebelum kepulangan kami
kembali ke Jatinangor, kami melakukan perpisahan terlebih dahulu dengan
warga-warga Desa Cibogor. Mulai dari aparat desa, tetangga, SD, TK, Madrasah
dll. Saat itu saya bersama segelintir teman saya yaitu Alvi, Nisrina, Wilya, Resti,
Bang Wafi dan Tisna dijamu di rumah Bu Eka (guru TK Al-Ishlah) bada magrib beberapa
hari sebelum pulang. Bu Eka yang dengan ramah selalu mengizinkan kami ber-5 “ikut”
atau “nebeng” mandi di rumahnya saat sore hari karena tak kuat dengan antrian
panjang di rumah Cibogor wkwk :”), pada saat itu menjamu kami dengan beberapa
masakan khas Cirebon, diantaranya adalah nasi jamblang. Itu merupakan pertama
kalinya bagi saya mencicipi nasi khas Cirebon ini. Selain itu juga ada lauk
pauk lainnya yang tak kalah enaknya. Bu Eka memang guru yang terbaik selama
saya di Cibogor ini :” Selain itu Bu Eka beserta suaminya juga memberi kami
gula batu khas Cirebon sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Agak sedih
saat berpisah dengan Bu Eka, karena kami dengan Bu Eka sudah sangat dekat
dengan beliau..
Selain itu, bapak dan ibu pemilik Madrasah
Manbaul Huda juga mengundang saya dan teman-teman Cibogor yang mengajar di
madrasah untuk makan malam bersama dirumahnya sehari sebelum kepulangan ke
Bandung/Jatinangor. Saat itu saya, Nisrina, Alvi, Ranty dan Bang Wafi pergi ke
rumah bapak pemilik sambil menerobos hujan gerimis. Kami disuguhi ayam presto,
tahu tempe dan sambal. Ini pertama kalinya juga saya mencicipi ayam presto yang
ukurannya agak jumbo. Bapak dan ibu ini sangat ramah dan baik kepada kami
selama disini. Saat makan malam itu kami saling mengobrol, dan lagi-lagi
perpisahan ini agak membuat kami sedih juga.
Terakhir, kami ke-21 orang anak-anak
Cibogor berkunjung ke rumah Bu Erah (pemilik rumah yang selama ini kami
tinggali) untuk pamitan saat magrib sebelum keesokan harinya kami pulang. Bu
Erah kala itu sangat sedih bahkan menangis di depan kami. Disitu saya dan
teman-teman lain juga merasa sedih apalagi melihat Bu Erah yang selama ini
welcome dengan kedatangan kami, dengan senang hati meminjamkan alat-alat dapur,
ember, ikut mengeringkan baju, ikut mandi di kamar mandi rumah beliau..
menangis.
Bye
Cibogor
30/30 hari. Alhamdulillah saya dan
teman-teman di Unpad telah melaksanakan kegiatan KKN selama satu bulan di Di Desa
Cibogor, Majalengka. Satu bulan penuh kenangan ya.. kami pulang menggunakan bis mini. Sampai di
Jatinangor saya turun dan berpamitan dengan teman-teman saya ini. Sedih tapi
bahagia juga karena bisa kembali bertemu keluarga di rumah :”” kalian luar
biasa teman-teman :"