Jumat, 19 Agustus 2016

Liebe Rangers

Magang atau bahasa formalnya Kuliah Kerja Profesi, adalah salah satu mata kuliah wajib yang harus diambil setiap mahasiswa Agroteknologi Unpad yang bobotnya 2 SKS. Magang ini saya ambil di semester 6 dan pelaksanaannya adalah saat liburan semester 6 menuju ke semester 7. Ada hal yang menarik tentang magang ini, yaitu perjuangan sebelum dan saat magang wkwk. Jadi, sistem pemilihan lokasi magang disini adalah dengan cara lagi-lagi "rebutan", tapi agak berbeda kali ini karena aturan fakultas yaitu satu perusahaan maksimal 5 mahasiswa. Cara inputnya bisa langsung menginput ke-5 mahasiswa ataupun sendiri-sendiri. Kami mahasiswa Agro sama sekali belum menerima sosialisasi magang dari pihak prodi, berbeda dengan KKN lalu yang sebelum dilakukan pemilihan lokasi terlebih dahulu dilakukan sosialisasi. Nah, jadi pembukaan pemilihan lokasi magang ini bisa dibilang dadakan yaitu saat kuliah bersama SPBO dilakukan di gedung multimedia. Saat itu, teman-teman yang duduk di depan saya sibuk dengan gadgetnya. Awalnya saya tidak mempedulikannya, tapi saat kuliah selesai ternyata orang-orang seketika pada heboh karena pemilihan lokasi magang sudah dibuka di website Faperta Unpad sejak kuliah berlangsung daritadi. Sayapun setelah kuliah langsung berdiskusi dengan teman-teman terdekat dan saling janjian untuk memilih tempat magang yang sama. Niat awalnya saya ingin memilih di perusahaan farming yang berlokasi di Lembang atas besama salah satu teman, tetapi terdapat banyak pertimbangan yaitu lokasi yang cukup jauh dari rumah, karena saya tadinya berpikiran ga mau ngekost untuk menghemat budget. Malam pun tiba, dan pada akhirnya saya memilih tempat magang yang lokasiya sekitaran lembang (deket D'Ranch saat liat di GPS). Pengumuman diterima atau tidaknya kita di lokasi magang yaitu sekitar 1 bulanan setelah pemilihan, dan saya saat itu berharap mudah-mudahan bisa masuk kuota 5 orang di perusahaan yang saya daftar itu. Beberapa minggu kemudian saya yang sedang menguji kentang di Lab FTIP bersama Resti di Line oleh kedua teman saya yang satu peminatan di hortikultura, Chinta dan Eka. Mereka menawarkan saya magang di salah satu perusahaan yang saya tahu kalau itu merupakan salah satu perusahaan milik dosen kami wkwk dan ternyata saya diberitahu kalau saya ini ga masuk kuota 5 orang di perusahaan yang saya daftar, tepatnya saya ke-6 dari 7 pendaftar, otomatis ketendang. Kemudian saya menyusul Chinta dan Eka ke SBA untuk mengurus tempat magang, dengan berbagai pertimbangan dan dengan ucapan bismillah, akhirnya saya ikut magang satu tempat dengan mereka, dan ternyata sudah ada Mariska juga yang daftar disana. Jadi tepat tinggal sisa satu orang lagi untuk pas jadi 5 orang, dan Eka ternyata sudah mengajak Hafish, yang merupakan teman satu peminatan kami juga di hortikultura untuk bergabung. Akhirnya kami berlima, Chinta, Eka, Mariska, Hafish dan saya sepakat bareng di tempat magang tersebut wkwk. Tempat magang kami ini berlokasi di Cisarua.

Perjuangan I
Tak lama kemudian, kami berlima survai langsung ke tempat magang kami, sekalian menyerahkan surat resmi dari prodi kepada perusahaan tersebut. Saya dan ketiga teman saya bareng dari Nangor, sedangkan satu teman saya menunggu di Cimahi. Kamipun berangkat lewat tol agar cepat dari Nangor. Sesampainya di Cimahi, kami berlima ketemu dan langsung menuju TKP. Jika melihat di alamat yang tertera di surat, perusahaan ini berlokasi di Jl. Kolonel Masturi no. xxx (disembunyikan ya wkwk). Karena hanya Mariska saja yang awam daerah Cimahi ini, maka dia yang mengarahkan arah jalan. Setelah memasuki Jl. Kolonel Masturi, kami lirik kiri dan kanan untuk melihat nomer perusahaan ini. Makin lama jalanan makin menanjak, nomor semakin naik dan kami masih saja belum menemukan nomer xxx ini. Sudah turun dari mobil bertanya kesana-kemari, masih saja belum ada orang yang mengetahui letak perusahaan ini. Kami berlima bingung habis-habisan pada saat itu. Perjalanan masih terus dilanjutkan, dan nihil. Terus dilanjutkan dan pada akhirnya kami tembus di Lembang wkwk. Di Lembang kami menanyakan pada orang-orang dan kami pada akhirnya nekat menelusuri sekitar jalan panorama dan terjebak di pasar lembang karena jalan forbidden untuk mobil wkwk. Akhirnya dengan penuh perjuangan terjebak di dalam jalan sempit pasar, Hafish bisa memutar balikan mobil dan keluar dari pasar wkwkwk. Perjalanan masih terus berlanjut, perusahaan itu masih belum ditemukan. Bahkan kami balik lagi ke Parongpong-Cisarua, masih belum ditemukan juga. 

Di sela-sela perjalanan di parongpong, kami mencoba belok ke arah Sukawarna dan berharap perusahaan itu ada disana. Jalannya sedikit menanjak dan berbatu. Pemandangan di kiri kanan yaitu kebun sayur, plastic house (tomat beef didalamnya), dan kebun bunga. Lalu di sebelah kanan, tampak ada pagar terbuka dengan kebun di dalamnya. Kami mencoba turun disana sekalian bertanya dan beristirahat. Begitu masuk ke kebun... masyaallah.. disambut ratusan bunga gerbera yang bermekaran dan ada ibu-ibu pekerja yang sedang mengurus kebun. Beberapa detik kemudian, pemilik perusahaan kebun bunga ini menghampiri kami dan bertanya secara frontal "Mau magang disini? Boleh". Kita berlima langsung cengar cengir pas bapanya bilang gitu :" Kemudian kami langsung menanyakan alamat perusahaan tujuan kami yang sangat sulit dicari itu dan nihil, tidak ada yang tau itu dimana. Kemudian bapak pemilik kebun menawarkan kami untuk melihat-lihat dan berkeliling kebunnya. Di sana terdapat kebun aster-asteran yang sedang mekar-mekarnya dan ada juga kebun mawar. Seketika sayapun terpesona melihat pemandangan di kebun ini. Perusahaan kebun bunga ini bernama Liebe dan kamipun meminta kontak bapak pemiliknya secara langsung (anggap sebagai perusahaan cadangan magang).


Kebun Aster 



Kebun gerbera



Kebun Mawar 

Setelah dari Liebe, kami kemudian putar arah lagi balik ke arah Lembang dan bertanya pada orang-orang. Ada yang mengarahkan ke suatu jalan. Kami menelusuri jalan yang diarahkan, pemandangannya sangat indah disana, berdiri dengan kokoh plastik house dimana-mana, jalannya kecil berbatu dan masih tetap saja belum ketemu, dan balik lagi kami ke Cisarua, kembali bertanya dan ternyata akhirnyaaaa ada yang tahu perusahaan itu. Akhirnya tak jauh dari tempat kami bertanya, kami menemukan nomor xxx. Sesampainya disana, kami bertemu dengan pegawai perusahaan dan menitipkan surat dari prodi sekaligus memperkenalkan diri. Di dalamnya luas, terdapat banyak kebun sayur. Namun ternyata, kami disuruh untuk balik lagi ke perusahaan ini 2 hari lagi untuk bertemu langsung dengan pemiliknya. Alhasil kamipun pulang lagi. Ya.. perjuangan nyasar empat kali balikan Cisarua-Lembang itu luar biasa pemirsa. Mariska yang tampak udah lelah turun nanya kesana-kesisni, Hafish yang tampak udah pegel nyetir selama 4 jam, Chinta, Eka dan Saya yang udah putus asa lirik sana sini nyari nomor xxx selama perjalanan, terbayarkan juga wkwk.

Dua hari kemudian kami datang lagi ke perusahaan dan hasilnya adalah perusahaan hanya dapat menerima tidak lebih dari 3 orang karena beberapa alasan. Jeng... keputusan itu akhirnya membuat kami berfikir ulang lagi. Setelah lama berdiskusi, bertanya kesana dan kesini, proses yang cukup panjang dan dengan berbagai pertimbangan, akhirnya kami berlima sepakat untuk pindah tempat magang ke perusahaan Liebe, perusahaan yang secara tidak sengaja kami temukan gara-gara kesasar wkwk. Tanpa menunggu lama kami langsung mengurus ulang surat untuk tempat magang baru di SBA dan kembali lagi ke Liebe untuk menyerahkan surat tersebut, sekalian bertanya soal jobdesk kami selama 25 hari magang di tempat ini.

Hari-Hari Magang (Perjuangan II)
Senin, 18 Juli 2016 adalah hari pertama magang. Perusahaan magang kami ini alhamdulillahnya menyediakan kamar untuk tidur, kamar mandi, dan dapur secara gratisan. Alhasil saya yang rumahnya di selatan Bandung, Mariska, Chinta dan Eka ngekos disana selama magang. Hafish yang rumahnya di Dago tiap hari pulang-pergi karena deket. Sayapun membawa 1 koper, 1 ransel, dan kasur lipat dengan bantalnya. Ini juga berkat pengalaman KKN yang masih saya ingat tidur sebulan tanpa kasur itu membuat punggung keretek keretek. 

Hari pertama magang, kondisi saya saat itu lagi ga sehat karena sehari sebelumnya terkena demam dan alhamdulillahnya kerjaan yang diberikan pada hari itu hanya "marol" untuk kami berempat (cewe-cewe). Mungkin marol ini belum familiar di telinga readers kan. Saya juga baru tau kegiatan ini saat magang disini. Jadi marol ini adalah kegiatan membuang daun-daun tua pada calon bibit aster/krisan yang akan ditanam di tempat pembibitan, sehingga hanya menyisakan bagian pucuknya saja. Untuk lebih jelasnya saya tampilkan gambar after before marol ini :

 




Marol di saung


 Before



After 

Lokasi kebun ini berada di sekitar Sukawarna, Parongpong dan bisa dibilang "belakangnya" Gunung Tangkuban Parahu. Perusahaan ini memiliki aturan jam masuk yaitu pukul 07.00 (pekerja bapak-bapak dan ibu-ibu) dan beres pukul 13.00 (untuk pekerja ibu-ibu) dan pukul 15.00 (untuk pekerja bapak-bapak). Otomatis saya, Mariska, Chinta dan Eka mengikuti jam ibu-ibu, sedangkan Hafish mengikuti jam bapak-bapak. Untuk jam ibu-ibu, diberikan waktu istirahat pukul 09.00 - 09.30an, sedangkan jam istirahat bapak-bapak yaitu pukul 12.00. Jumlah pekerja disini ada 11 orang, 8 ibu-ibu dan 3 bapak-bapak. Kebun ini sudah berdiri 6 tahun dan didalamnya terdapat berbagai macam komoditas bunga seperti aster jenis jimla, bahkardi, jaguar, remix, stancon, lineker, semipil, lolipop, kremit, pj. putih, pj. kuning, pj. pink, dan entahlah masih ada aster jenis lainnya. Kemudian ada juga komoditas mawar pink, putih, kuning, dan merah serta tentunya komoditas bunga gerbera yang warnanya memesona seperti merah, pink, putih, oren dan masih banyak lagi, yang berdiri tegak di bawah plastic house. Kegiatan yang dilakukan oleh bapak-bapak dan ibu-ibu biasanya berbeda. Kalau ibu-ibu biasanya di bagian pembibitan, penanaman, ngored, panen aster, dan mendul, sedangkan bapak-bapak membuat jaring, menyiram, panen mawar, panen aster, ngangkutin pupuk, nyangkul dll, tapi kadang juga ibu-ibu atau bapak-bapak menyilang mengerjakan ini semua, bila tidak ada kerjaan yang harus dilakukan lagi.

Selama satu bulan, pekerjaan kami bermacam-macam, beragam dan unik-unik. Tiga hari pertama saya full marol di pembibitan. Marol ini tergolong kegiatan santai karena dilakukannya hanya di saung dan tempat pembibitan, tapi efek sampingnya adalah mengantuk berat. Selama magang, baru pertama kali saya ketiduran saat marol adalah 3 hari sebelum magang beres. Bahkan sempat-sempatnya sampai mimpi. Beruntungnya langsung dibangunin oleh partner marol saya saat itu, Mariska. Setiap kali marol, kita akan mendapatkan seberkas "tatto" di jari kita, yang wujudnya kaya gini:


Tatto yang sulit dihilangkan 
 
Kemudian beberapa hari berikutnya saya sempat juga merasakan sensasi ngored gulma dari pukul 07.00 - 13.00 bersama Eka di kebun aster full day wkwk. Eka ini merupakan partner "ngored" saya karena saya dan Eka paling sering kebagian ngored bareng selama magang dari hasil gambreng dengan yang lain, bahkan kami telah menemukan style ngored terpewe. Gulma yang dikored cukup tinggi-tinggi dan butuh sarung tangan agar tanah dan teman-temannya tidak masuk ke kuku kita. Kemudian saya juga merasakan sensasi ngored di hebras yang panjang bedengannya bermeter-meter. Ngored di hebras ini menurut saya pribadi lebih enak daripada di aster karena gulma disini bergerombol sehingga lebih mudah dicabut, tapi sama-sama ga enaknya yaitu nyeri cangkeng gais wkwk. Tapi yang lebih-lebih menyakitkannya itu adalah ngored di mawar. Kenapa? Entah berapa kali saat pertama kali mencoba mengored disini tangan saya tergores dan tertusuk duri mawar. Padahal sarung tangan tebal sudah dipakai. Hasilnya setelah mengored, bagian tangan kanan saya baret-baret dan mengeluarkan darah. Di saat yang sama, teman saya juga sama-sama ngored di mawar dan serupa dengan saya, bararet. Kenangan menyakitkan banget ngored pertama kali di mawar itu. Saya juga pernah mencoba nyangkul. Kegiatan nyangkul versi yang saya lakukan itu untuk menimbun gulma dan rumput hasil ngored.


Ngored style baru 


Nyangkul

Selain ngored dan marol, saya juga merasalan sensasi ngepel di mawar. Apa itu "ngepel"? Ngepel ini adalah membuang daun tua mawar dan memangkas tunas-tunas mawar serta bendingannya yang tidak memiliki pucuk. Kegiatan ini juga perlu kehati-hatian yang tinggi karena lagi-lagi beresiko tertusuk duri. Saya dan teman-temanpun sempat mengalami bared-bared dan luka akibat kegiatan ini, tetapi tak separah saat ngored pertama kali. Mungkin sudah agak terlatih saat itu wkwk.


 Sensasi ngepel

Kegiatan yang menyenangkan adalah panen, tapi selama ini kami hanya dapat mencoba panen aster-asteran dan hebras alias gerbera. Panen aster paling sering dilakukan, hampir setiap minggunya. Setelah panen, kami juga langsung pada tahap pasca panen yaitu pembungkusan dengan koran dengan segala rupanya. Disini kami mendapat ilmu baru cara panen yang benar, pemilihan bunga untuk dipanen, dan teknik pembungkusan bunga. Saat panen berlangsung kami selalu berfoto-foto karena bunga-bunganya indah dan sudah bermekaran penuh. Ini salah satu dokumentasi kegiatan panen dan pascapanen kami :


Pembungkusan mawar putih



Grading bunga hebras



Panen hebras sama Eka 


Lagi diajarin bungkus sama Bu Oneng



Pembungkusan aster

Keempat yaitu mendul. Mendul ini merupakan kegiatan penjarangan bunga agar bunga yang dihasilkan berukuran besar (jenis Pj. Kuning, Putih dan Pink). Mendul dilakukan dengan menggunakan tangan atau gunting. Perlu kehati-hatian yang tinggi dan butuh jojodog untuk mengurangi rasa pegel. Ada juga kegiatan penanaman. Biasanya penanaman ini jumlah langsung ribuan bibit. Jojodog juga diperlukan untuk kegiatan penanaman ini.

Persiapan tanam



Siap mendul

Ada lagi kegiatan yang lainnya yaitu pemupukan. Pemupukan ini tergolong jadi dua bagian, yaitu pemupukan NPK dan pemupukan pupuk kandang (atau istilah dari pekerja disini adalah b****). Pertama kali mendengar istilah ini saya tak kuasa menahan tawa sampai guling-guling. Ga kuaddd :"" Selama magang, saya hanya pernah kebagian mencoba pemupukan NPK. Pupuk NPK ini bentuknya granul dan berwarna biru muda. Pemupukan NPK dilakukan dengan menyebarkannya di tanah sekitar tanaman. Lain halnya dengan pemupukan pupuk kandang. Kegiatan b**** ini berkategori "ekstrim" dan butuh mental yang kuat gais wkwk. Baunya yang menyengat dan masih anget-anget fresh from oven gitu harus kita tabur di sekitar mawar dengan semacam mangkok. Hanya Chinta, Eka dan Hafish saja yang pernah merasakan sensasi kegiatan ekstrim ini. Dari kebun mawar seringkali terdengar teriakan-teriakan kegeleuhan yang terjadi saat pemupukan kandang ini. Dari kejauhan saja saya sempat mencium harum-harum aromatik dari kotoran pupuk ini. Kegiatan ini tentunya yang paling kami berlima ingat dan kegiatan paling mengocok perut karena pasti seseuriaan terbahak-bahak kalau mendengarnya. Ini merupakan kegiatan klimaks untuk mereka bertiga karena dilakukan satu hari sebelum kepulangan kembali ke nangor dan bandung :"

Mupuk bareng Bu Lina

Kegiatan di magang lainnya yaitu menyiram, yang bagi saya adalah klimaks untuk saya selama magang ini berlangsung. Kegiatan ini saya lakukan dua hari sebelum pulang/beres magang. Saya mendapat jobdesk hari itu untuk menyiram tanaman mawar dan gerbera/hebras semua bedengan dari jam 07.00 - 13.00 alias full day wkwk. Saat itu saya dibantu Mariska yang bertugas menarik selang. Selang yang digunakan bukan selang kecil untuk mencuci, tapi selang yang berukuran lebih besar dan tergolong berat. Untuk menyiram mawar, perlu teknik-teknik yang agak unik dan sedikit sulit. Alhasil saya pun basah kuyup dibagian pinggang sampai kaki. Terpaksa saya cabut sepatu saya dan menggantinya dengan sendal. Kaos yang saya gunakan pun agak basah dan kotor terkena ciparatan tanah disana-sini, ah udah keos pisan pokonya mah wkwk. Berbeda dengan Mariska yang hanya kotor dibagian roknya karena narik-narikin selang. Setelah beres nyiram saya yang basah kuyup rada menggigil kedinginan (karena memang cuacanya sedang hujan), dan langsung demam dan pusing berat di kepala wkwk. Kaki saya mendadak jadi putih banget dan berkeriput. Akhirnya setelah istirahat sejenak, minum obat dan diselimuti sleeping bag, jaket, dan kain sebadan-badaneun oleh teman saya :", demamnya turun dan sehat kembali, alhamdulillah. Ya.. kegiatan paling melelahkan selama saya magang adalah ini.


Terekstrim

Perpisahan
Satu minggu sebelum magang selesai, kami berlima sepakat untuk memberikan tenaga terbaik disini. Kami juga berencana melaksanakan acara perpisahan ke kebun teh dan pinus di Sukawarna ke atas, bahkan sampai membentuk susunan kepanitiaan. Sayapun terpilih jadi PJ Hadiah. Sebelum Hari H perpisahan, kami foto bareng terlebih dahulu bersama pekerja dan pa obos alias pemilik perusahaan ini. Foto bareng ini berbackground kebun hebras dan ada hal-hal lucu saat mengenai foto bareng ini wkwk, nanti saya ceritakan dibawah :p . Seusai foto entah kenapa saya malah jadi baper :" berasa perpisahan beneran padahal belum :( . Perpisahan dilaksanakan hari Minggu, 14 Agustus 2016, di mana tepat hari ke-25 kami magang di Liebe. Para pekerja di Liebe kami antar dengan mobil hingga ke kebun pinus, dua kali balikan. Sampai di pinus, tiba-tiba hujan mulai turun. Kedinginan pun mulai menyerang kami. Terpaksa kami pindah lapak dan akhirnya bertempat di selasar SD sekitar kebun teh dan pinus. Saat itu hati saya berkata, "Langit pun menangis melepas kepergian kami berlima dari Liebe" #edisibaper. Pembukaan dan sambutan dari pihak mahasiswa, pihak pekerja (Bu Oneng) pun dilakukan. Kemudian kami makan-makan alias botram disana. Makanan utama beserta "dessert" dua ikat pisang kami sediakan untuk pekerja disini wkwk. Kamipun makan dengan nikmat bersama nasi ayam bakar dan bihun di tengah rintik hujan yang turun. Entah kenapa saya sangat menyukai hujan....


Perpisahan

Setelah beres makan-makan kami memberikan kenang-kenangan kepada pekerja di Liebe berupa kado tempat makan dan cetakan foto bersama, serta tak lupa mengabadikan kenangan acara perpisahan ini dengan fofotoan. Setelah selesai, kami kembali ke kebun Liebe dan berpisah dengan ibu-ibu pekerja :" Sebelum pulang, Bu Oneng dan Pak Karya sebagai koordinator pekerja disana memberi kami bibit aster dan hebras untuk ditanam di rumah. Pak Karya juga memberi seikat mawar yang cantik kepada setiap dari kami. Ah.. so sad. Pak Karya juga sampai curhat ke kami, "Bapa mah sedih bepisah sama barudak nu geus kacoo teh. Sedih pisan". Menurut sejarah yang ada, kami dari Unpad ini waktu magangnya paling singkat dibanding anak-anak dari universitas lain yang sebelum-sebelumnya pernah magang di Liebe. Mereka-mereka paling cepat itu 2 bulan magangnya, sedangkan kami hanya 25 hari (ketentuan dari prodi agro emang segitu hari). Sekitar jam 2an, setelah tas dan koper-koper dimasukkan ke bagasi, kamipun pulang bersama-sama dan pamitan pada Pak Karya dan Bu Oneng yang selama ini menjadi orangtua kami selama magang di Liebe. Setelah itu di Cimahi, Mariska turun. Kemudian perjalanan dilanjutkan dengan tol dan saya yang turun berikutnya di sekitaran exit tol buahbatu. Chinta, Eka dan Hafish pun melanjutkan perjalanannya ke Jatinangor. Ya.. 25 hari telah terselesaikan dengan penuh suka, duka, canda tawa bersama-sama.


Edisi foto-foto sebelum pulang


Hal-Hal Lucu
Selama magang ini jujur frekuensi seseurian saya meningkat tajam dari sebelumnya. Banyak faktor-faktor penyebabnya wkwk. Adalah teman-teman saya ini yang ternyata kelakuannya tidak terduga yaitu pinter ngebodor :( . Selama ngekos, di kamar teh sampai malem ada aja cerita-cerita lucu yang mereka ceritain dan juga sifat mereka yang cocok jadi bahan ketawaan, yang lagi-lagi saya yang jadi objek bullyan candaan mereka karena beberapa hal yang tak perlu disebutkan disini -_- tapi menyenangkan sekali satu kamar dengan mereka. Hari-hari jadi begitu lebih ceria dari sebelumnya haha.

Banyak istilah-istilah aneh yang kami dengar dari pekerja disini, seperti pemupukan disebut b****, penyakit tanaman disebut kuman, marol, dan masih banyak lagi, tetapi jujur saja tentunya b adalah yang terekstrim dari yang terekstrim. Istilah-istilah dan bahasa-bahasa aneh lain menjadi bahan hiburan tersendiri bagi kami disini. Tak hanya itu, ada hal konyol lainnya saat magang ini, yaitu Hafish yang terpaksa nyemplung ke kolam ikan karena mencari tutup pompa yang loncat entah kemana saat menyiram wkwk. Ketika ibu-ibu pekerja lewat mereka seketika berkata : "Si ade berenang" . Ga kuat perut saya berasa diadukaduk. Tambah ngakak berat..

KM protan sayur lagi berenang 

Selain itu hal lucu lainnya, yaitu Pak Karya yang sering tertukar menyebutkan nama ciwi-ciwi. Bapa ini sering memanggil Mariska dengan Nita dan Eka, saya disebut Riska. Tapi bapa ini paling hafal ke Chinta dan sering manggil neng sinta. Aduh ga kuat ini sayapun ketawa pas ngetik ini wkwk. Paling konyol itu adalah panggilan Pak Karya ke Hafish yang sampai pulang pun masih suka lupa bapanya :" . Ada beberapa panggilannya yaitu Icip, Acip, Cepi, Aip dan entah masih berapa panggilan lagi . Tapi mendekati beres magang, Pak Karya ini mulai tidak tertukar nama-nama ciwinya.

Ada juga tragedi "jaket kulit", sendal Chinta yang tertukar, sahabat, sampai kunci goib selama magang ini. Ceritanya panjang. Nah, ternyata Eka juga selalu kalah saat suit untuk pembagiaan kerjaan, makanya Eka ini sering kebagian ngored wkwk.  Ada istilah "di mana ada Eka disitu pasti ada ngored" :" Selain itu, celotehan Pak Karya juga selalu membuat kami tertawa karena ada saja hal-hal yang bodor di dalamnya. Ibu-ibu yang bekerja disini juga banyak menceritakan hal lucu pada kami. Kami sangat beruntung bertemu dengan ibu dan bapak pekerja yang sangat ramah, baik, dan banyak kelucuannya :"

Saya, Chinta, Eka dan Mariska juga sempat mengunjungi pasar malam Parongpong yang letaknya tidak jauh dari Liebe. Disini kami naik wahana kora-kora dan sarang burung atau apa gitu saya lupa. Kora-kora versi pasar malam disini merupakan kora-kora terekstrim yang pernah saya naiki. Jujur saja ini adalah kora-kora pertama yang seudahnya bisa membuat saya mual banget dan berasa jet lag. Kora-kora di Dufan tidak seekstrim disini wkwkwk. Ciwi-ciwi lain pun memiliki teriakan yang khas selama di wahana kora-kora ini. Mariska yang teriakannya mirip orang nangis pelan-pelan, Chinta yang teriakannya "Astagfirullah.. Ya Allah udahaaaan..", Eka yang jeritannya maksimum dari saat posisi diatas sampai dibawah, dan saya dengan teriakan patah-patah, "a----aaaa---aaa" wkwk.


Di wahana sangkar burung 



Muka masih bahagia sebelum kemudian pucat di kora-kora 


Terakhir, sebelum perpisahan kami melakukan manipulasi foto untuk dicetak. Alhamdulillah hampir full team yang ikut, tapi sayangnya Bu Nyai tidak bisa hadir di foto ini karena sakit. Coba lihat adakah keanehan dan kejanggalan dari foto berikut ini :






Dari kegiatan magang ini kami mendapat banyak ilmu baru, seperti memahami bagaimana budidaya tanaman bunga yang tepat, mengenal luas arti kerjasama, kebersamaan, rasa tangguh, sabar, dan ulet. Proses budidaya bunga mawar, gerbera, ataupun aster itu melelahkan, jadi jangan pernah disia-siakan ya kalau kalian dikasih bunga. Proses menghasilkannya butuh perjuangan keras seperti apa yang selama ini kami berlima lakukan. Namun pelajaran yang paling utama yaitu belajar untuk banyak bersyukur dan merasakan tentang arti sulitnya mendapatkan uang. 

Magang di Liebe ini memang menyisakan banyak kenangan. Mariska yang merupakan partner di pers DKM Al-Amanah selama 3 taun ini adalah temen curhat webtoon saya selama magang, karena kami sama-sama penggemar webtoon dan juga anime. Partner marol selama magang yang suka nyetel radio pas lagi marol ini. Chinta dan Eka yang gesit, serba gercep dan teteh mentor pisan, saya banyak belajar dari kemandirian mereka, di mana mereka ini merupakan dua dari sekian banyak anak rantau di pertanian. Chinta yang merupakan partner mendul serta juru bicara kami, dan Eka yang merupakan partner ngored saya. Lalu Hafish alias Icip yang baru saya kenal saat sama-sama satu peminatan di hortikultura yang selalu tabah menerima kerjaan seberat apapun dari Pa Karya dan partner ngobrolin bandung. Terimakasih 25 harinya kalian... Terbaik, Liebe Rangers!!



Selasa, 28 Juni 2016

KKNM Unpad 2016 Desa Cibogor

Memasuki KRSan semester 5 lalu saya dan kebanyakan teman saya sepakat untuk mengambil mata kuliah Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang bobotnya 3 SKS. Mata kuliah ini sebenarnya merupakan mata kuliah semester 6, tapi kami mengambil di semester 5 agar tenang. Sebelumnya kakak kelas saya di Agroteknologi pernah bercerita bahwa dia amat senang dengan KKNnya di tahun lalu karena mempunyai teman-teman yang setipe dan pada asik katanya. Tapi berbeda dengan teteh saya yang malah "kapok" sama yang namanya KKN. Di sana saya semakin penasaran dengan KKN periode Januari-Februari 2016 ini.

Klik Desa Cibogor
Di bulan Oktober atau November lalu, para calon peserta KKN diharuskan untuk memilih tempat secara online di website students.unpad.ac.id. KKN gelombang pertama ini Unpad menyediakan empat kabupaten di Jawa Barat, yaitu Kab. Purwakarta, Kab. Subang, Kab. Majalengka dan Kab. Indramayu. Nah sistem pemilihan online ini juga berebut, dimana setiap desa memiliki kuota 1-3 orang untuk Fakultas Pertanian dan sisanya dari fakultas-fakultas lain. Awalnya saya mengincar desa yang di Purwakarta karena usulan dari orangtua dan cuaca disana juga terhitung tidak terlalu panas. Kemudian tepat di jam 08.00 pemilihan lokasi KKN ini dibuka. Saya dan teman-teman saya yang berada di kampus cukup riweuh dan deg-degan wkwk. Namun entah mengapa baru kurang dari 2 menit berlalu, desa di Purwakarta sudah semuanya penuh. Saya panik sendiri dan lalu saya memilih desa yang sama dengan teman saya di Kec.Ligung, Majalengka tapi kuota sudah penuh tenyata. Pada akhirnya sayapun memilih Desa Cibogor, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka secara ketidaksengajaan alias asal-asalan dan juga mengingat sama-sama di Kecamatan Ligung. Setelah di-klik tentunya lokasi KKN ini tidak bisa dirubah lagi dan munculah beberapa nama-nama mahasiswa di fakultas lain yang satu desa dengan saya, ada dari FIB, FIKOM, FMIPA, FH, FEB dll. Tak satupun yang saya kenal, bahkan belum ada anak pertanian lain yang memilih desa ini, dimana kuota di Desa Cibogor untuk pertanian diberi jatah 2 orang. Sayapun menunggu dan menunggu siapa satu orang anak pertanian yang masuk di Desa Cibogor. Beberapa menit kemudian barulah teman saya, Ilham yang ternyata memilih desa ini wkwk. Alhamdulillah ada yang kenal satu mah daripada engga :""

Awal Mula Pertemuan
Seminggu setelah pemilihan lokasi KKN, tiba-tiba saya diinvite oleh salah satu teman KKN yang belum saya kenali sebelumnya, yaitu Nisrina, ke grup line KKN Desa Cibogor. Kemudian di grup ini kami saling say hello dan berkenalan. Ternyata saat saya lihat anggota-anggotanya mayoritas perempuan, alias 13 perempuan dan 8 orang sisanya laki-laki. Jadi total ada 21 orang yang se-desa dengan saya. Disini kami saling share-share info juga mengenai KKN tentunya

Hingga pada saatnya tibalah Kegiatan Pembekalan KKN di Fikom Unpad. Pembekalan KKN ini wajib bagi seluruh mahasiswa karena merupakan salah satu penilaian juga dan ada ujian tertulis yang masuk ke dalam nilai KKN nantinya. Di Pembekalan KKN ini untuk pertama kalinya saya berjumpa langsung dengan teman-teman satu desa saya dan semua perempuannya berkerudung. Kemudian kami saling berkenalan dan masih malu-malu. Di pembekalan ini juga diberi gambaran mengenai Desa Cibogor oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) desa saya, yaitu Pak Asep dari FIKOM. Setelah mendengar penjelasan Pak Asep, tampaknya Desa Cibogor ini memiliki suhu udara yang panas, sawah tidak berair bahkan ada sebagian tanah yang retak-retak. Di Desa Cibogor juga tidak ada Alfamart, ATM, dan tempat rekreasi. Semua yang Pak Asep katakan tersebut langsung saya cerna baik-baik di otak dan langsung tergambar keadaan desa ini di benak saya hm.

Selain itu, di pembekalan KKN ini juga kami membentuk struktur organisasi, dimana ada Koordinator Desa (Kordes), Sekretaris, Bendahara dan beberapa PJ lain yang terkait. Dengan cara sistem vote akhirnya terpilihlah Kordes yaitu Alif dari Fmipa, Bendahara yaitu Susi dari Fisip dan Sekretaris yaitu saya sendiri wkwk :"" Saya dipilih menjadi sekretaris 1 dengan alasan Kordes saya ini melihat saya mencatat terus apa yang Pak Asep katakan sepanjang pembekalan-_-, dan sayapun meminta adanya sekretaris 2 yaitu Aya dari Psikologi. Disana saya belum "ngeh" resiko menjadi sekretaris di KKN ini apa dan hanya ingat bahwa sekretaris hanya membuat notulensi rapat dan nantinya di publish di grup line. Setelah berpikir lebih lama ternyata saya baru ingat bahwa pastilah sekretaris yang nantinya akan berurusan dengan laporan akhir KKN :""" Kemudian ditunjuk juga PJ Dapur (Nisrina, Wilya, Alvia), PJ Keamanan, Logistik dan Transportasi (Bang Teddy, Ilham, Tisna), PJ Kebersihan (Bang Rahmat dan Ratna), PJ Humas (Dian, Tisna), PJ Internal dan Rohani (Bang Lukman, Bang Wafi, Dini), PJ Acara (Ranty, Resti) dan PJ Blog (Uci, Melly)

Kemudian sebelum KKN kami juga sempat kumpul-kumpul untuk membicarakan apa saja yang harus dibawa untuk survive di desa selama satu bulan. Selain itu, beberapa teman-teman saya juga ada yang ikut survai rumah ke Desa Cibogor dan terpilihlah satu rumah yang masih tampak baru, bersih tapi agak kecil untuk 21 orang yang akan menempati. Rumah kami hanya ada 1 kamar mandi, dapur, 2 kamar tidur, ruang TV, ruang tamu, teras dan halaman. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya kami memilih rumah ini berdasarkan vote.

Keberangkatan 
Tanggal 5 Januari 2016 merupakan tanggal keberangkatan KKNM Unpad untuk Kabupaten Majalengka dan Kabupaten Indramayu, sedangkan keesokan harinya untuk Kab. Purwakarta dan Kab. Subang. Pagi itu saya diantar oleh kedua orangtua saya ke Unpad. Barang bawaan yang saya bawa hanya 1 koper sedang dan 1 ransel saja dan yang paling menarik, ransel saya ini isinya makanan semua wkwk. Mulai dari energen, abon, mie indomie, biskuit, keripik, dan sejenis snak lainnya. Tiba di kampus, jalanan di dalam kampus cukup ramai oleh kendaraan-kendaraan orangtua mahasiswa yang mengantar anaknya pergi. Pemandangan mahasiswa-mahasiswa yang menggiring koper terlihat di sudut manapun. Ada yang membawa bantal, kompor, magicjar, selimut, guling dll. Kemudian saya pamitan dengan kedua orangtua dan rasanya pasti agak sedih karena baru kali ini selama satu bulan saya ga bakalan bertemu dengan mereka. Saya mencari bis no 29 untuk bis Desa Cibogor. Setelah bis ketemu, menyimpan koper di bagasi bis dan beres sudah siap cus. Sambil menunggu supir bis siap, saya bertemu dengan teman-teman dari DKM Al-Amanah, dan saya diberi coklat dan kertas berisi ucapan selamat mengabdi dan pesan-pesan selama KKN berlangsung. Lalu dari DPO DKM Al-Amanah beberapa menit kemudian memberi snak juga. Kemudian saya juga diberi stiker KKNM 2016 dari BEM KMFP, walaupun saya bukan anak BEM =)). Lalu saya juga bertemu dengan Teh Dilah, mentor saya selama di kampus dan teteh memberi snak serta memo berisi semacam list amalan yaumi untuk KKN :” Terakhir, saya juga diberi pulpen dan memo yang berisi ucapan selamat mengabdi plus foto saya (wkwk) dari Himagro. Terimakasih DKM Al-Amanah, Teh Dilah dan Himagro ^^ Sekitar pukul 08.30 kamipun berangkat. Sepanjang jalan menuju gerbang lama, kami mendapat “dadahan” dari berbagai organisasi maupun himpunan di Unpad. Untuk menuju Desa Cibogor, kami melewati rute Jatinangor-Tanjungsari-Sumedang-Majalengka dan sepanjang perjalanan, jalannya cukup berkelok-kelok. Sekitar pukul 11.00 seluruh bis singgah terlebih dahulu di Kantor Bupati Majalengka untuk acara penerimaan mahasiswa KKNM. Begitu kami keluar bis, panaaaas sekaliii pemirsa.. panas terik dan panas lembab bercampur menjadi satu. Kemudian sekitar pukul 12.30, bis kembali berangkat menuju tujuan desa masing-masing. Pukul 13.30 kamipun sampai di rumah yang akan kami tempati selama satu bulan ini.

Desa Cibogor
Desa Cibogor memang benar merupakan desa yang jauh dari kehidupan perkotaan, tapi beruntung bagi pengguna operator Indosat masih bisa menjangkau sinyal 3G (terkadang 3,5G) di desa ini. Walaupun bisa menangkap jaringan yang cukup cepat, tapi saat dipakai untuk telefonan seringkali putus-putus. Sampai sekarang sayapun tidak mengerti fenomena di rumah Cibogor ini wkwk. Saat pertama kali menuju desa, saya agak syok juga karena benar-benar terpencil. Perjalanan menuju Desa Cibogor ini melewati beberapa desa dan sepanjang mata memandang sawaaaaah semua :” untuk sampai ke kota, bahkan pasar saja dari desa kami ini harus menggunakan kendaraan, sama sekali tidak bisa ditempuh dengan jalan kaki karena jauh.

Sesampainya kami di rumah, kami langsung beres-beres dan mengumumkan penjadwalan soal piket kebersihan dan piket masak. Selama satu bulan saya di plotkan bersama Melly dan Bang Rahmat untuk  piket kebersihan setiap hari Kamis. Di setiap hari Kamis tersebut, dari pukul 07.00 pagi kami mulai melakukan kegiatan kebersihan, dimulai dengan menyapu, mengepel, mencuci piring dan membersihkan dapur. Sebenarnya peraturan kami, setiap orang wajib mencuci piringnya masing-masing. Jadi untuk yang bertugas piket hanya mencuci kuali dan peralatan masak seperti piring, mangkok, sendok yang digunakan oleh orang-orang yang bertugas piket masak di hari yang sama. Jujur saja, selama saya bertugas piket kebersihan, ruangan dapur adalah ruang yang hanya dapat bertahan bersih selama kurang dari satu jam saja wkwkwk. Dapur kami tak akan bertahan lama bersihnya karena dapur ini menjadi salah satu ruangan yang tentunya paling sering anak-anak kunjungi. Saat bertugas piket kebersihan tentunya agak sedih melihat tempat cuci piring, karena pasti saja ada piring dan alat dapur kotor yang terletak disana. Entah piring-piring bekas siapa yang menyimpannya disana... :”

Rumah kami


Beralih dari kebersihan, saya dan teman-teman juga membagi jadwal piket masak. Saya bersama Susi kebagian jatah di hari Selasa. Jadi setiap hari Selasa, seharian dari pagi sampai malam saya dan Susi sebagai PJ masak. Awal mula setelah sampai di Cibogor, saya dan Susi masih “kuat” untuk menyiapkan dan memasak makan pagi, siang dan malam untuk ke-21 orang di rumah, namun itu tak berlangsung lama, karena kami tidak sanggup lagi untuk menyiapkan makan pagi karena pasti beresnya jam 10.00 dan diprotes teman-teman lain wkwkwk. Finally, saya dan Susi setiap pagi pergi naik motor ke Jatiwangi untuk membeli sarapan pagi secara bergantian. Bukan hanya saya dan Susi saja, tapi itu sudah rutin juga bagi anak-anak lainnya yang kebagian PJ masak. Di setiap hari Selasa, saya menghabiskan banyak waktu di dapur di mana harus nyangu, bikin masakan, motong-motong sayur, ngegoreng ini itu dan masih banyak kegiatan lainnya lagi. Bagi kami sebagai PJ masak di hari tertentu terkadang tidak mengikuti kegiatan lainnya seperti berkunjung ke kantor desa, membantu warga dll, karena makanan adalah yang utama haha.

Suasana dapur 

Ingin berbagi cerita juga, saya bersama Aya, Wilya, Uci, Susi, dan Resti mendapat jobdesk utama untuk mengajar di TK Al-Ishlah, Cibogor selama KKN ini. Kami sebenarnya dipecah lagi menjadi TK besar dan TK kecil, alhamdulillahnya saya ditempatkan di TK besar wkwkwk, karena sebelumnya saya tahu bahwa mengajar di TK kecil pasti akan lebih “hectic” dan pusing daripada di TK besar. Sebelum mengajar di TK, kami selalu mempersiapkan materi yang akan diberikan. Materi yang diberikan untuk TK besar adalah mulai dari kendaraan, tempat bermain, hewan dll. Pertama kali datang ke TK Al-Ishlah ini saya disuguhkan dengan pemandangan anak-anak yang berlari kesanasini dengan riangnya, masih belum ada beban dan tertawa lepas :”” Mereka lucu-lucu dan sangat ngegemesin, saya yang dari dulu kepingin punya adik berasa terbayarkan dengan hadir diantara mereka ^^ Saya masih ingat, sebelum masuk kelas anak-anak tersebut bernyanyi bersama guru dan membaca doa sebelum belajar sambil dibariskan di luar. Saat memasuki kelas TK besar, anak-anak di dalamnya berusia sekitar 5-6 tahun dan amat semangat mengikuti pelajaran. Saya, Wilya dan Aya pada saat itu pula menjadi guru bagi anak-anak. Kami mengajarkan materi dengan style yang lebih menarik dan tentunya diiringi dengan hadiah berupa permen bagi anak yang aktif. Selain itu, saya juga mengontrol mereka selama pelajaran berlangsung, mendatangi bangku ke bangku. Hal yang paling ga dilupain adalah saat jam istirahat anak-anak di kelas antusias mendengar dongeng dan curhatan dari saya yang sebenernya ngga penting wkwk. Aah... anak-anak yang luar biasa

Sesi kuis berhadiah di kelas


Kehebohan anak-anak TK Nol Besar


Di samping mengajar di TK Al-Ishlah, pada sore hari saya juga mendapat jobdesk tambahan mengajar di Madrasah Manbaul Huda kelas 5 dan 6 bersama nIsrina, sedangkan kelas 3 dan 4 di handle oleh Bang Wafi dan Bang Rahmat. Pemilik madrasah sangat ramah dan open dengan kedatangan kami. Saya masih ingat setiap kami berkunjung ke madrasah ini, kami pasti disuguhi teh gelas dingin oleh ibu. Satu hal disini yang ga dilupain lagi, yaitu saat pertama kali mengajar, suara saya hampir habis karena teriak-teriak akibat suara hujan yang turun membuat suara di kelas menjadi samar-samar. Disini kami mengajarkan berbagai mata pelajaran keagamaan seperti akhlak, tajwid, sejarah islam, bahasa arab dll. Sempat waktu itu saya harus kebagian mengajar bahasa arab kepada anak-anak. Stuck... wkwk saya yang belum pernah belajar bahasa arab sama sekali selama sekolah pada saat itu harus mengajarkannya pada anak-anak. Jadi sebelumnya saya belajar dulu alias privat dulu sama Nisrina saat beberapa jam sebelum mengajar haha. Anak-anak kelas 5 dan 6 ini sayangnya masih belum terlalu aktif, tapi mereka dapat mengikuti pelajaran kami dengan baik :)


Bersama anak-anak Madrasah 

Aktivitas tambahan lainnya yaitu saya juga sempat membantu teman-teman melakukan pengklasifikasian buku di perpustakaan SDN Cibogor selama beberapa hari. Disini saya mendapat banyak ilmu baru dari anak-anak jurusan Ilmu Perpustakaan ini. Selain itu, pada sore hari kami juga sering kedatangan anak-anak desa yang ingin dibantu mengerjakan pr nya. Hampir setiap hari kami kedatangan anak-anak, sehingga harus ada yang standby di rumah haha. Saya sempat membantu mengerjakan pr penjaskes, agama, dan matematika saat itu. Pelajaran ini jadi mengingatkan saya saat masih SD dulu.

Program kerja lain kami juga banyak, seperti membangun tugu Desa Cibogor, sosialisasi kebersihan di SDN Cibogor, membantu pengukuran jalan, membantu aparat desa di kantor desa, membantu acara Maulid Nabi, membantu aktivitas di Posyandu, ikut berpartisipasi kegiatan opsih dan masih banyak lagi.

Disela-sela bantu-bantu ngerjain PR anak-anak
  
Kegiatan Di Rumah
Sesungguhnya pagi di hari pertama saya dan teman-teman stay di Cibogor ini kami sudah mengantri mandi dari jam 03.00 pagi gaes wkwk. Sistem yang dilakukan saat itu adalah dengan menuliskan nama di kertas yang ditempel pada pintu kamar mandi, namun itu tak berlangsung lama. Sistemnya berganti menjadi “ucapan” dan tak menggunakan antrian berupa kertas tadi. “Aku habis A yaa”, “Habis B aku yaa fix”, ya semacam itu wkwk. Alhamdulillahnya saya sampai akhir KKN selalu kebagian mandi sebelum subuh karena sudah menjadi kebiasaan di rumah Bandung mandi pagi banget wkwk. Sesungguhnya mandi dua kali sehari sudah menjadi hal yang wajib diantara kami, karena suhu di Desa Cibogor ini terhitung tinggi, hampir 5-10 derajat di atas suhu kota Bandung dan kami mudah sekali berkeringat karena kepanasan.

Mencuci baju. Dua kata yang paling krusial saat KKN ini wkwk. Jika kita mencuci baju lebih dari jam 8 kemungkinan besar tidak akan mendapat lapak jemuran di luar, jadi harus ditunda mencucinya. Jemuran yang kami pakai adalah jemuran tali yang digantungkan, cukup panjang, namun tidak sanggup menampung cucian ke-21 orang mahasiswa KKN Cibogor ini secara sekaligus. Disinilah saya merasa banyak hikmah, yaitu belajar bersyukur. Di rumah Cibogor saya dan teman-teman lain harus mencuci manual dengan tangan yang tingkat capenya lebih tinggi dibandingkan dengan mencuci dengan mesin di rumah Bandung. Kegiatan mencuci baju ini biasanya dilakukan dari jam 3 pagi sampai jam 8 pagi/9 pagi.

Tidur mindang sudah tidak asing lagi bagi kami anak-anak KKN Cibogor. Selama 30 hari kami harus tidur mindang, satu kamar 7 orang dengan 1 kipas di dalamnya. Saya lebih senang tidur di lantai dengan alas tikar dibandingkan di kasur karena panasnya panas banget kalau tidur di kasur T_T). Jadi saya bersama roommate saya selalu bergantian untuk berebut tempat tidur di tikar wkwk. 


Room mates

Kegiatan lainnya saat sedang di rumah adalah kami mengobrol di kamar, menonton tv (jarang banget sebenernya), curhat ini itu, syare, saling bajak-bajak hp, rapat di malam hari, cari makan di dapur, nonton drama di kamar berjamaah, main gadget dll. Ya.. seperti inilah anak-anak KKN selama sebulan saat sedang di rumah tak ada aktivitas. Soal keagamaan, kami juga terkadang melaksanakan solat magrib dan isya berjamaah di rumah baik ikhwan dan akhwatnya. Terkadang juga saya solat di masjid bersama teman-teman saya hihi jadi ingat masa-masa pesantren kilat dulu di rumah ^^

Kerjaan kalau lagi gabut haha

Rekreasi
Kami juga sempat melakukan perjalanan ke tempat wisata hits di Majalengka yaitu Curug Maja (Muara Jaya) yang letaknya di kaki Gunung Ciremai. Perjalanan kesana menggunakan 1 elf yang dipaksakan diisi oleh ke-21 dari orang kami ini wkwk. Luar biasa sekali perjalanan ini karena medan yang ditempuh sangat curam, nanjak, dan lagi licin karena gerimis. Sepanjang mata memandang hanya ada sawah dan komoditas pertanian lainnya seperti cabe dan tomat di kaki gunung Ciremai. Di kaki gunung Ciremai ini pertama kalinya bagi kami merasakan udara dingin selama KKN. Di Curug Maja ini menurut saya masih bersih airnya dan memang layak dijadikan tempat wisata karena keindahan alamnya berupa tebing-tebing dan hutan yang masih alami.

Tempat rekreasi kami selanjutnya setelah  dari Curug Maja adalah ke Cirebon, semacam pelabuhan dan ada lautt. Ini pertama kalinya saya mengunjungi pantai di Cirebon. Di laut ini saya bersama segelintir teman-teman naik perahu di sore hari menikmati pemandangan laut, matahari sore hari dan Gunung Ciremai yang membentang tepat dihadapan perahu kami berlayar, masyaallah :”) Pulang dari Cirebon kami makan malam terlebih dahulu kemudian pulang ke rumah Cibogor dengan rasa lelah.

Sore hari di Cirebon

Sebelum ke Curug Maja dan Cirebon, saya dan teman-teman juga sempat mengunjungi salah satu waduk di Majalengka (lupa namanya) dengan menggunakan kol bak wkwk. Sama seperti elf, di kol bak ini tentunya dipaksakan untuk memuat ke-21 orang kami ini. Setelahnya kami berkeliling ke kota (masih menggunakan kol bak) dan juga ke supermarket untuk membeli kebutuhan sehari-hari.

Kol bak rangers

Selain itu, di Desa Cibogor ini juga kami rutin berkunjung ke pasar jumat yang letaknya di lapangan kantor desa Cibogor yang diadakan setiap hari Jumat sore. Disini terdapat banyak jajanan dan juga baju, kerudung dan aksesoris lainnya. Saya paling suka jajan capcin di pasar jumat ini dan juga martabak asin. Terkadang di pasar jumat ini saya selalu bertemu anak-anak TK dan Madrasah kelas 5 dan 6. 

Jalan-jalan sore sebelum ke pasar Jumat 


Perpisahan.
Acara perpisahan KKNM Unpad di Desa Cibogor adalah kami mengadakan kegiatan gerak jalan “Fun Days”. Acara ini adalah acara gerak jalan keliling Desa Cibogor bagi anak-anak dan orang dewasa. Konsep acara ini mirip dengan cemonk run nya Unpad, di mana di setiap pos pada beberapa titik di desa, kami akan mengolesi pipi anak-anak dan orang dewasa dengan cat warna-warni haha. Di akhir acara ini ada beberapa hiburan dan pembagian doorprize yang meriah dan antusias.

Cemonk runnya Cibogor

Beberapa hari sebelum kepulangan kami kembali ke Jatinangor, kami melakukan perpisahan terlebih dahulu dengan warga-warga Desa Cibogor. Mulai dari aparat desa, tetangga, SD, TK, Madrasah dll. Saat itu saya bersama segelintir teman saya yaitu Alvi, Nisrina, Wilya, Resti, Bang Wafi dan Tisna dijamu di rumah Bu Eka (guru TK Al-Ishlah) bada magrib beberapa hari sebelum pulang. Bu Eka yang dengan ramah selalu mengizinkan kami ber-5 “ikut” atau “nebeng” mandi di rumahnya saat sore hari karena tak kuat dengan antrian panjang di rumah Cibogor wkwk :”), pada saat itu menjamu kami dengan beberapa masakan khas Cirebon, diantaranya adalah nasi jamblang. Itu merupakan pertama kalinya bagi saya mencicipi nasi khas Cirebon ini. Selain itu juga ada lauk pauk lainnya yang tak kalah enaknya. Bu Eka memang guru yang terbaik selama saya di Cibogor ini :” Selain itu Bu Eka beserta suaminya juga memberi kami gula batu khas Cirebon sebagai oleh-oleh untuk keluarga di rumah. Agak sedih saat berpisah dengan Bu Eka, karena kami dengan Bu Eka sudah sangat dekat dengan beliau..

Selain itu, bapak dan ibu pemilik Madrasah Manbaul Huda juga mengundang saya dan teman-teman Cibogor yang mengajar di madrasah untuk makan malam bersama dirumahnya sehari sebelum kepulangan ke Bandung/Jatinangor. Saat itu saya, Nisrina, Alvi, Ranty dan Bang Wafi pergi ke rumah bapak pemilik sambil menerobos hujan gerimis. Kami disuguhi ayam presto, tahu tempe dan sambal. Ini pertama kalinya juga saya mencicipi ayam presto yang ukurannya agak jumbo. Bapak dan ibu ini sangat ramah dan baik kepada kami selama disini. Saat makan malam itu kami saling mengobrol, dan lagi-lagi perpisahan ini agak membuat kami sedih juga.
Terakhir, kami ke-21 orang anak-anak Cibogor berkunjung ke rumah Bu Erah (pemilik rumah yang selama ini kami tinggali) untuk pamitan saat magrib sebelum keesokan harinya kami pulang. Bu Erah kala itu sangat sedih bahkan menangis di depan kami. Disitu saya dan teman-teman lain juga merasa sedih apalagi melihat Bu Erah yang selama ini welcome dengan kedatangan kami, dengan senang hati meminjamkan alat-alat dapur, ember, ikut mengeringkan baju, ikut mandi di kamar mandi rumah beliau.. menangis.

Bye Cibogor
30/30 hari. Alhamdulillah saya dan teman-teman di Unpad telah melaksanakan kegiatan KKN selama satu bulan di Di Desa Cibogor, Majalengka. Satu bulan penuh kenangan ya..  kami pulang menggunakan bis mini. Sampai di Jatinangor saya turun dan berpamitan dengan teman-teman saya ini. Sedih tapi bahagia juga karena bisa kembali bertemu keluarga di rumah :”” kalian luar biasa teman-teman :"






KKNM Unpad 2016 - Desa Cibogor, Kecamatan Ligung, Kabupaten Majalengka

yang terpopuler

how about this blog?