Jumat, 20 Juni 2014

Pendakian Gunung Geulis

Halo! Wah udah lama banget kayanya ga nulis di blog ini, berhubung semester 2 ini banyak tugas, praktikum dan organisasi. Nah akhir-akhir ini saya suka kepikiran waktu daki gunung. Sekarang saya mau sedikit cerita waktu mendaki ke Gunung Geulis beberapa waktu lalu. Ini sebenarnya acara dari Pramuka Unpad untuk Calon Anggotanya (Caang) dan saya sempet nyoba ikut pramuka. Pendakian ini juga merupakan "pemanasan" untuk Mokpab atau bisa disebut pelantikan pramuka.


Gunung geulis letaknya gak jauh dari Unpad. Dari Unpad jika cuaca cerah kita bisa liat dengan jelas Gunung Geulis. Gunung ini memiliki ketinggian sekitar 1282 mdpl, memang tidak terlalu tinggi, tapi medannya luar biasaaaah permisaaaah (mungkin karena hujan)

Pagi itu cuaca cukup cerah dan saya dianterin ayah menuju Jatinangor dari Bandung. Di mobil ga biasanya liat dua tas carrier ukuran 60 L yang beratnya lumayan menguras otot pundak. Yaaa pagi ini saya dan caang pramuka akan mendaki gunung geulis yang letaknya di Jatinangor, satu carrier punya saya (yg udah di packing) dan yang satunya lagi itu yang temen saya, ninis (Faperta) yang minjem juga. Begitu tiba di Jatinangor, saya menuju kostan Ninis buat ngumpul dulu bersama dua teman saya yang lainnya yaitu Sarah (Faperta) dan Dika (FK). Begitu tiba disana ternyata mereka udah pada dateng haha. Lalu kita ber-4 packing barang menurut teori bagpacking yang udah diajarin sama kakak2 pramuka *tsaaah. Tapi saya dan teman saya beda lagi, pasti ngakak banget kalau liat cara kita packing yang rada anti-mainstream huahaha, walaupun ada beberapa teori yang masih diterapkan sama kita


Sekitar pukul 7.30 saya, sarah, dika, dan ninis beranjak pergi ke sanggar pramuka sambil membawa carrier. Tiba disana, teman-teman lain juga sudah menunggu. Pra mokpab kali ini diikuti oleh sekitar 15 orang (kalau gak salah).__. Pertama-tama kita ngapel dulu di lapangan belakang sanggar dan packing ulang. Dan ternyata setelah ditimbang, carrier saya beratnya mencapai 13,5 Kg wkwk hampir sepertiga berat badan sendiri. Sebenernya berat bawaan naik gunung itu memang yang maksimal itu bebannya sepertiga berat badan sendiri. Awalnya diyakinin aja deh pasti kuat pasti kuat Nit ^^ Nah terus kita belajar ulang lagi tentang navigasi, membidik, dan sejenisnya biar ga nyasar di jalan. Jam 10an pun kami siap berangkat


Kala itu kita berjalan menelusuri jalan raya arah ke Sumedang dan memasuki jalan kecil menuju arah gunung geulis. Dengan bantuan kompas dan peta kontur serta arahan senior, akhirnya kami sedikit demi sedikit mulai tiba di kaki gunung. Akhirnya pendakian dari kaki gunung geulis dimulai pukul 14.00 dengan target sampai di puncak pukul 17.00. Kami sangat semangat, masih bisa becanda tawa. Kami dengan asyiknya menyebrangi sungai, saling bah membahu dan bercanda. Namun..... kebahagiaan itu beranjak pudar karena tiba-tiba turun HUJAN BESAR! Saya mulai panik sebenernya... tenang.. tenang.. Lalu saya pakai ponco dan ternyata pendakian masih dilanjutkan. Subhanallah sekali....

Kemudian kami mulai menemukan lereng-lereng curam untuk pendakian. Hujan yang deras tidak melunturkan kerjasama tim pramuka ini. Caang yang laki-laki bener-bener membantu caang yang perempuan dalam hal ini. Mereka ngebacking anak2 perempuan.. Salut banget sama kerjasamanya :^) Waktu demi waktupun terus berlalu, saya mulai sering jatuh terpeleset akibat jalan yang licin serta curam dan hujan yang masih turun dengan deras. Saking derasnya sayapun gak kehitung berapa kali ngelap kacamata yang basah kena air :(. Hingga tiba pada saatnya medan yang bener-bener sulit ditempuh.. subhanallah. Saat itu kami harus menghadapi medan yang harus didaki. Medan itu curam banget serta licin dan memiliki kemiringan kira-kira hampir 60 derajat. Kamipun mengeluarkan webbing untuk membantu pendakian. Satu persatu mulai menaiki dengan memegang erat webbing dan dukungan dari teman-teman semua membuat saya terus berusaha untuk mendakinya. Saat masih disitu, saya jatuh (mundur) kebawah lagi karena licinnya medan dan parahnya tangan saya lepas dari webbing. Beruntung teman dibawah saya sigap memegang kaki dan carrier saya sehingga bisa tertahan, alhamdulillah. Teman-temanpun hampir serupa mengalami kejadian seperti itu saat memasuki medan paling ekstrim tersebut hikshiks

Waktu sudah semakin gelap. Cahaya matahari sore tidak tampak karena hujan masih saja turun. Kami terus mendaki. Teman-teman yang berada didepan selalu memberikan semangat dan berkat "Woy puncak lima menit lagi!!" "Siap-siap yaa kita udah mau nyampe puncak!" atau "Yeeeee puncak!" padahal realita sesungguhnya itu hanya sebuah untaian kata untuk membangkitkan semangat yang berada dibelakang wkwkwkwk.. di tengah jalan saya bersama ninis sempat kelaperan sehingga diam dipinggir sejenak dan memakan roti yang kami bawa. Saya dan ninis ketika sudah mendekati puncak, kami sempat tertinggal dengan teman-teman kami yang didepan. Hari sudah gelap. Jarak pandang pun semakin kecil sehingga saya memakai bantuan senter. Udah gak kehitung jatuh berapa kali disana.. udah pasrah banget kita itu. Tapi berkat bantuan Allah dan dorongan dari kakak2 senior yang dibelakang kami, akhirnya kamipun tiba di puncak! Kala itu hujan sudah berhenti dan udaranya wow sangat dingin. Kamipun dibagi kelompok untuk teman setenda. Saya satu kelompok bersama ninis, dika, najwa, dan dede. Dika dan ninis bertugas untuk memasak makan malam sedangkan saya, najwa, dan dede membuat bifak dari ponco yang kami bawa. Cukup sulit hmm... Lalu kami disuruh berkumpul bareng terlebih dahulu dengan teman-teman lain. Makanan yang dika dan ninis masak dibiarkan terlabih dahulu karena belum matang. Yaa wajar saja karen kami memasaknya dengan memanfaatkan parafin, jadi butuh waktu sedikit lama untuk matang :D Kemudian kami berpindah tempat menuju api unggun yang letaknya agak jauh dari bifak kami. Kemudian disana para caang dan senior2 saling sharing tentang pendakian yang baru saja kami lakukan tadi sore, dan kemudian saya diketawain sama senior dan yg lain karena sempet kelaperan dan makan saat pendakian bersama ninis wkwk

Sekitar pukul 21.00 saya dan kelompok saya makan malam di depan bifak kami. Ninis dan dika masak mie dan nasi, dan akhirnya sudah matang.  Lalu kami berlima makan dengan nikmat walaupun hanya dengan mie dan nisa. Kenapa? Karena makan di puncak gunung sama di rumah itu beda banget.. Saya baru menyadari bahwa saat kita terjun ke alam,  Alam akan selalu mengajari kita tentang arti kesederhanaan, kejujuran dan tanggung jawab .Lalu kami berlima pun sambil ngobrol2 dan tidur dengan nyaman di bifak yang sempit itu :"). Di bifak, saya dan teman2 cukup kehangatan karena kami menjadikan sarung sebagai selimut kami (kata teori dari senior^^). Kamipun terlelap tidur. Namun..ditengah malam, saya terbangun dan menyadari bahwa HUJAN BESAR! tapi saking ngantuk dan lelahnya, saya tidak mempedulikannya dan kembali terlelap tidur. Esok harinya, saya dan teman-temanpun terbangun dan Najwa memberitahu saya bahwa ternyata tadi malem itu bifak kami bocor dan airnya menetes di kepala saya.. sampai ga nyadar sakin ngantuknya+_+ Tapi yang lebih absurdnya itu saat saya dan teman sebifak saya melihat keluar, ternyata bifak kami yang berbentuk kubus itu diatasnya sudah tergenang air cukup banyak. Beruntungnya bifak kami masih bisa menahan genangan air tersebut, kalau tidak tertahan pasti saat tidur kami sudah basah kuyup.. alhamdulillah








Keesokan harinya saya dan teman2 yang lain mulai kembali turun. Alhamdulillah kali ini lebih lancar daripada pendakian, karena hari cerah serta jalan yang mudun. Sekitar dzuhur kami sudah tiba kembali di Unpad. Ketika itu saya mulai menyadari banyak sekali luka yang saya dapat di bagian tangan saya terutama di telapak tangan. Luka bajret dan gores gitu .__. 

Mungkin sekian pengalaman dari saya. Dari sini saya mulai menyadari bahwa kekompakan, kesetiaan dan kesolidaritasan anak-anak pramuka itu keren banget.... Sekian :)

yang terpopuler

how about this blog?